Daily News | Jakarta – Karena takut citranya menjadi negara lemah, maka Israel pun melakukan sensor terhadap warganya untuk menyebarkan konten kerusakan akibat serangan Iran
Peneliti Pusat Riset Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia (UI), Yanuardi Syukur mengatakan, ada dampak positif dari serangan rudal Iran terhadap Israel yang merusak beberapa infrastruktur militer dan simbolik Israel.
“Serangan Iran membuktikan bahwa Israel tidak sepenuhnya kebal dan tak tersentuh secara militer, sebagaimana citra yang telah dibangun selama ini,” katanya kepada KBA News, Kamis, 19 Juni 2025.
Serangan ini juga, kata dosen Universitas Khairun, Ternate tersebut, adalah momentum simbolik bahwa selalu ada kelemahan di tengah kekuatan.
“Berbeda dengan serangan Iran beberapa waktu lalu yang tidak menimbulkan kerusakan luas, saat ini kita lihat kerusakannya cukup luas (di Israel),” jelasnya.
Karena takut citranya menjadi negara lemah, maka Israel pun melakukan sensor terhadap warganya untuk menyebarkan konten kerusakan akibat serangan Iran.
“Tapi di zaman sekarang tidak mudah untuk melakukan sensor kepada sekian banyak orang, apalagi masyarakat memiliki ponsel untuk berbagi berita realtime kepada orang lain, termasuk di media sosial,” katanya.
Diketahui, pada Jumat, 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangkaian serangan udara mendadak terhadap Iran. Serangannya berfokus pada fasilitas nuklir dan militer Iran.
Mendapat serangan yang mengejutkan, Iran membalas dengan ratusan rudal dikirim ke Tel Aviv. Dua negara saling serang. Pada Kamis, 19 Juni 2025 pagi, beberapa rudal Iran kembali menghantam daerah berpenduduk di Israel, termasuk sebuah rumah sakit.
Dari pihak Israel, seorang pejabat militer menyebut serangan mereka sebagai langkah “pre-emptive” terhadap dugaan program rahasia senjata nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak menginginkan perang, namun terpaksa melakukan pembalasan atas serangan yang dilakukan Israel.
Ia menyampaikan kesiapan Iran untuk menghentikan serangan apabila Israel juga menghentikan agresinya.
“Pertahanan kami sepenuhnya sah dan akan dilakukan dengan kekuatan, semata-mata sebagai respons atas agresi,” ujarnya di hadapan para duta besar asing di Teheran.
Semangat Palestina bangkit
Peneliti Pusat Riset Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia (UI), Yanuardi Syukur mengatakan, serangan Iran terhadap Israel memberikan semangat positif bagi bangsa Palestina untuk terus bertahan di tengah kesulitan yang ada.
“Dari berbagai video kita lihat bagaimana masyarakat Palestina menyampaikan rasa senang ketika melihat rudal-rudal Iran menyerang Israel,” katanya kepada KBA News, Kamis, 19 Juni 2025.
Secara simbolik, kata dia, serangan tersebut memperkuat semangat resistensi dan resiliensi bangsa Palestina untuk mempertahankan tanahnya yang dijajah terus menerus sampai saat ini.
Ia juga menyampaikan, dalam momen konflik Israel dan Iran ini, dunia Islam seharusnya tidak hanya berhenti pada retorika dukungan moral atau demonstrasi publik.
Akan tetapi perlu memperkuat konsensus diplomatik di negara-negara OKI, negara-negara global south dan negara-negara pro-Palestina untuk semakin menekan Israel agar menghentikan kejahatannya di Palestina.
“Tekanan yang lebih keras seharusnya dilontarkan oleh berbagai negara, mengingat betapa parahnya kerusakan yang diperbuat oleh Israel,” jelasnya.
Menurutnya, berbagai langkah yang harus diperkuat kembali adalah pemboikotan terhadap produk-produk yang terafiliasi Israel. Langkah ini kelihatannya ringan tapi punya daya efektif untuk menekan dukungan terhadap Israel.
“Kita juga harus belajar banyak dari Iran untuk memperkuat ilmu pengetahuan dan teknologi. Iran sejak lama dikenal kaya dengan ilmuwan dan ulama terkenal. Saat ini, terutama setelah revolusi Islam Iran terus memperkuat kekuatannya selain untuk membela bangsanya juga untuk advokasi umat Islam yang terzalimi,” ujarnya. (HMP)