Daily News | Jakarta – Banyak anak muda mengenal Pak Anies karena kampanye kreatif yang beliau suguhkan sewaktu kampanye Pilpres 2024 lalu. Dari podcast yang mengundang Pak Anies pun, views-nya masih besar hingga sekarang.
Maka, di tengah dinamika politik nasional yang terus bergerak, nama Anies Baswedan tetap menjadi salah satu tokoh yang banyak dibicarakan. Tak hanya karena rekam jejaknya sebagai akademisi dan mantan Menteri Pendidikan, tetapi juga karena daya tariknya yang mampu menembus berbagai lapisan masyarakat. Salah satu bukti yang mencolok adalah kehadiran komunitas relawan “Ubah Bareng” yang digagasnya—komunitas yang justru banyak diisi oleh anak-anak muda dengan semangat perubahan.
Syaifudin Zuhri, salah satu relawan dari komunitas Ubah Bareng Yogyakarta, menjadi saksi bagaimana ide-ide Anies Baswedan mampu menyentuh generasi muda. Menurutnya, anggapan bahwa Anies hanya digemari oleh kalangan tua adalah keliru. “Mungkin anggapan itu kurang benar, karena seperti yang bisa dilihat pada saat Desak Anies, banyak anak muda yang mengikuti agenda tersebut dan yang menggerakkan juga anak muda,” ujarnya kepada KBA News, Kamis, 8 Mei 2025.
Ketika ditanya seberapa besar anak muda mengenal sosok Anies, Syaifudin menjelaskan bahwa popularitas Anies di kalangan muda cukup tinggi. “Banyak anak muda mengenal Pak Anies karena kampanye kreatif yang beliau suguhkan sewaktu kampanye Pilpres 2024 lalu. Dari podcast yang mengundang Pak Anies pun, views-nya masih besar hingga sekarang,” kata Syaifudin, menekankan bagaimana pendekatan komunikasi Anies mampu menjangkau platform yang digemari generasi muda.
Komunitas Ubah Bareng sendiri dikenal sebagai gerakan relawan yang terinspirasi dari nilai-nilai perubahan yang diusung Anies Baswedan. Kampanye mereka tak hanya terbatas pada politik elektoral, tetapi juga membawa isu-isu pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi kerakyatan.
Bagi Syaifudin, inilah yang menjadi magnet kuat untuk bergabung. Hal yang membuatnya tertarik bergabung adalah kampanye kreatifnya Ubah Bareng di berbagai platform media sosial, seperti Instagram, Twitter, Facebook, TikTok, hingga YouTube, dan lainnya.
@Selain itu, ide-ide Pak Anies seperti contract farming, pandangannya tentang pendidikan sebagai investasi jangka panjang, dan agenda kebudayaan yang diperkenalkan dalam kampanye benar-benar membuat saya ingin ikut dalam gerakan ini,” jelasnya.
Syaifudin juga menyoroti program “Indonesia Mengajar” yang digagas Anies sebagai warisan penting yang masih hidup hingga kini. Program tersebut dinilainya sebagai bukti nyata komitmen Anies terhadap pendidikan yang berkeadilan dan menjangkau pelosok.
Dari Yogyakarta, semangat para relawan muda seperti Syaifudin Zuhri membuktikan bahwa harapan terhadap perubahan tidak dibatasi oleh usia. Gerakan Ubah Bareng menjadi cermin bahwa politik bisa dihidupi oleh ide dan kreativitas, bukan sekadar hitungan elektabilitas.
Di tengah geliat anak muda yang semakin melek politik, sosok seperti Anies Baswedan menunjukkan bahwa pendekatan substansial dan inklusif masih relevan. Melalui komunitas seperti Ubah Bareng, gagasan bisa menjadi gerakan, dan harapan bisa menemukan rumahnya di generasi penerus bangsa. (EJP)