Daily News | Jakarta – Anies Baswedan saat bertemu Grand Mufti Kerajaan Yordania, Prof. Dr. Ahmad Ibrahim Al Hasanat. Pertemuan berlangsung di Darul Ifta Yordania bersamaan Anies mengikuti “Winter Extreme 2025,” sebuah program yang bertujuan menyediakan bantuan bagi para pengungsi Palestina menghadapi musim dingin.
“Apa agenda terpenting untuk para ulama dalam dua tiga dekade yang akan datang?” tanya Anies kepada Grand Mufti dikutip KBA News dari kanal YouTube Podcast Pedjuang, Sabtu, 15 Maret 2025.
Menurut Prof. Dr. Ahmad Ibrahim Al Hasanat, ulama memiliki peranan yang besar terhadap masyarakatnya. Karena ulama yang menentukan pendapat. “Ulama juga yang memimpin opini publik di dalam masyarakat,” kata dia.
Ditambahkannya, pihaknya selalu mengatakan bahwa ulama tidak seharusnya masuk wilayah lain di mana ulama tidak memiliki otoritas keulamaannya.
“Maksud saya, banyak orang yang menjerumuskan ulama agar masuk wilayahnya seperti politik, kenegaraan, masuk wilayah ekonomi dan sosial,” ungkap Grand Mufti.
Karena sesungguhnya peran ulama, lanjut Grand Mufti adalah peran pemandu dan pendidikan bukan peran eksekutif. Sayangnya, ia melihat masyarakat dalam kondisi yang sejahtera, aman dan damai, mereka tidak mendengarkan ulama.
“Tapi ketika kondisi kacau dan instabilitas mereka mengatakan di mana para ulama. Masyakat menginginkan ulama mengambil peran dalam hal politik, ekonomi, sosial, militer, perang dan memecahkan masalah.”
“Padahal, itu bukan tugas ulama yang tugasnya adalah mengarahkan, memberikan pemahaman dan mendidik masyarakat,” tegas Prof. Dr. Ahmad Ibrahim Al Hasanat.
Terkait pesatnya perkembangan teknologi yang begitu cepat, termasuk artificial intelligence (AI), Anies Baswedan bertanya kepada Grand Mufti.
“Apa rencana para ulama di masa yang akan datang dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat?” tanya Gubernur Jakarta era 2017-2022 tersebut.
Menurut Prof. Dr. Ahmad Ibrahim Al Hasanat, kita tidak boleh berpaling dari perkembangan zaman, justru harus bisa memanfaatkannya dengan baik.
Data mengatakan bahwa saat ini dalam satu hari ada 100 juta pertanyaan yang dilontarkan kepada teknologi kecerdasan buatan, yakni artificial intelligence (AI).
“Maka tugas ulama mempersiapkan jawaban yang lebih spesifik, karena AI tidak bisa menjelaskan dengan detail, di sinilah peran ulama dibutuhkan,” jawab Grand Mufti Yordania. (DJP)
Discussion about this post