Daily News | Jakarta – Kehadiran Anies Baswedan pada acara pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 dalam Sidang Paripurna MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024 terus mendapatkan apresiasi.
Mengingat Anies datang ke acara pelantikan tersebut dalam kapasitasnya selaku mantan calon presiden pada Pilpres 2024 yang merupakan kompetitor Prabowo saat itu. Bahkan usai pelantikan Anies menyalami Kepala Negara tersebut, dan keduanya tampak berbincang dengan akrab.
“Anies Baswedan telah memperlihatkan jiwa kenegarawaanya yang baik, serta menghargai demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia ini. Tidak ada tokoh politik sekelas Anies ini. Anies kasih contoh yang baik buat seluruh rakyat Indonesia,” jelas eks Sekjen Projo Guntur Siregar kepada KBA News Selasa, 22 Oktober 2024.
Guntur yang pada Pilres 2024 kemarin merupakan relawan Anies ini menambahkan bahwa jauh sebelumnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebenarnya juga telah menunjukkan dirinya seorang negarawan dan demokratis.
Dia mengingatkan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan sengketa hasil Pilpres yang mereka ajukan, Anies dan pasangannya Muhaimin Iskandar langsung menyatakan menerima putusan lembaga pengawal konstitusi tersebut.
“Ketika gugatan pilpres dan tahapannya sudah selesai di MK, ya harus dihargai, dan bisa dimaafkan tapi tidak bisa dilupakan dan harus diperbaiki. Itu catatan yang Anies sering katakan di berbagai media. Susah memang menjadi seorang Anies ini,” katanya menekankan.
Karena, dia tidak menampik, mereka para pendukung Anies Baswedan terkadang harus mengelus dada bahkan darah sampai mendidih melihat dinamika pada Pilpres 2024 kemarin yang begitu brutal karena menabrak aturan konstitusi yang ada.
“Ini pelajaran berharga bagi seluruh rakyat Indonesia bahwa di era kepemimpinan rezim Jokowi telah menghancurkan wajah demokrasi Indonesia. Semoga Prabowo sebagai presiden terpilih bisa kembalikan wajah demokrasi yang dihancurkan oleh Jokowi,” demikian Guntur Siregar.
Sebelumnya sejumlah tokoh seperti anggota DPD/MPR KH. Muhammad Nuh juga mengapresiasi kehadiran Anies Baswedan pada acara pelantikan Prabowo-Gibran tersebut. “Kebesaran jiwa Pak Anies saya pikir patut kita apresiasi,” jelasnya kepada KBA News kemarin.
Kesatria dan Berkelas
Bagi Anies, lawan politik dalam suatu kompetisi bukanlah musuh, tetapi merupakan mitra tanding untuk terwujudnya pesta demokrasi.
Hal ini diakui oleh mantan politikus Golkar T.S Sani menilai, kehadiran Anies Baswedan dalam pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia di MPR menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi dan menghargai kompetitornya dalam ajang Pilpres 2024 lalu.
Namun, kata dia, kehadiran Anies dalam pelantikan pesaingnya dalam ajang Pilpres 2024, jangan dipolitisasi sebagai wujud pengakuan atas kekalahan dengan berbagai kecurangan yang ada.
“Tetapi harus dimaknai sebagai bentuk penghormatan kepada mitra ajang demokrasi. Karena lawan politik dalam suatu kompetisi bukanlah musuh, tetapi merupakan mitra tanding untuk terwujudnya pesta demokrasi,” jelasnya kepada KBA News, Selasa, 22 Oktober 2024.
Ia menyampaikan, soal siapa yang ditetapkan sebagai pemenang dalam suatu ajang pesta demokrasi itu keputusan dari penyelenggara, bukan keputusan dari lawan tanding.
“Soal penyelenggaraan Pilpres berselemak penuh dengan KKN, nepotisme dan kecurangan, itu tanggung jawab dari penyelenggara Pilpres. Tidak boleh disalahkan kepada rival politik,” katanya.
“Anies yang moderat dan dewasa dalam berdemokrasi, cukup memahami konsep dasar ini dan mampu memilih serta memilih siapa yang salah, sehingga berkenan hadir untuk memenuhi undangan pelantikan rivalitasnya,” jelas tokoh Aceh Utara itu.
Ia juga menyampaikan, kehadiran Anies dalam pelantikan pesaingnya menunjukkan sikap elegan, legewo dan kesatria yang menjadi karakter berkelas yang dipunyai Anies.
Diketahui, Anies Baswedan memang datang ke pelantikan Prabowo Subianto di MPR beberapa waktu lalu. Ia bahkan memberikan selamat secara langsung kepada Presiden Indonesia ke-8 tersebut. (DJP)