Daily News | Jakarta – Pengamat politik Dr. Martadani Noor, M.A., menyoroti munculnya gerakan rakyat yang dibentuk oleh relawan Anies Baswedan sebagai fenomena yang menarik dalam dinamika politik Indonesia. Gerakan ini terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk pemuda dan perempuan, yang masih mengidolakan sosok Anies sebagai figur politik berpengaruh. Konsolidasi gerakan rakyat ini disambut baik di beberapa daerah, termasuk Yogyakarta.
Namun, menurut Martadani, gerakan ini masih menghadapi tantangan besar jika bertujuan mengusung Anies Baswedan dalam Pemilu 2029. Salah satu kendala utama adalah fakta bahwa gerakan rakyat bukanlah entitas politik formal yang memiliki kewenangan mencalonkan kandidat dalam pemilihan umum.
“Dengan demikian, jika Anies ingin maju sebagai calon presiden pada 2029, tetap diperlukan dukungan dari partai politik,” katanya saat dihubungi KBA News, Rabu, 12 Maret 2025.
Dekan Fisipol Universitas Widya Mataram Yogyakarta ini juga menyinggung wacana koalisi permanen yang sedang berkembang. Berdasarkan pengalaman Pilgub Jakarta 2024, Anies gagal maju karena tidak mendapatkan dukungan partai politik meskipun memiliki basis massa yang kuat. Ini menjadi bukti bahwa dalam politik, elektabilitas figur saja tidak cukup tanpa adanya kendaraan politik yang mendukung.
“Jika gerakan rakyat berharap menjadi kekuatan utama dalam mengusung Anies, kuncinya tetap ada di partai politik. Sejauh ini, masih terlalu dini untuk menilai apakah gerakan ini bisa menjadi bargaining position di mata partai,” ujarnya.
Martadani juga mencermati bahwa partai politik tidak selalu mengandalkan popularitas tokoh dalam menentukan calon yang mereka usung. Ada pergeseran strategi di mana partai lebih memilih mengandalkan kader internalnya.
Hal ini terlihat dalam keputusan partai politik yang lebih memilih mencalonkan kader mereka sendiri ketimbang Anies pada Pilgub Jakarta 2024, meskipun secara popularitas dan kepercayaan publik, Anies lebih unggul dibandingkan kandidat lain seperti Pramono atau Rano.
“Jangan sampai gerakan rakyat pendukung Anies Baswedan salah strategi. Jika ingin menjadi alat negosiasi yang kuat di hadapan partai politik, mereka harus benar-benar memahami dinamika politik dan bagaimana cara kerja partai dalam menentukan calon,” tambahnya.
Dengan modal basis massa yang kuat dan tingkat kepercayaan publik yang tinggi terhadap Anies Baswedan, gerakan rakyat ini memiliki potensi besar. Namun, tanpa dukungan dari partai politik, upaya mereka untuk mengusung Anies di Pilpres 2029 bisa menemui jalan buntu.
“Oleh karena itu, strategi yang tepat dan komunikasi yang efektif dengan partai politik menjadi faktor krusial dalam menentukan arah perjuangan gerakan ini ke depan,” jelasnya. (EJP)
Discussion about this post