Daily News | Jakarta – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, sepertinya “kepleset lidah.” Hal ini terkait dengan jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta.
Hal tersebut diucapkan Kang Dedi Mulyadi (KDM) saat berbicara dalam forum Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Anggota DPRD Provinsi (ADPSI) di Gedung Sate Bandung, Jabar, pada Selasa, 6 Mei 2025.
“Jakarta ini Pak, penduduknya di bawah 10 juta, APBD-nya Rp 90 triliun. Kalau di Jakarta itu dari 10 juta (penduduk) ada 2 juta kepala keluarga, itu orang Jakarta bisa digaji per kepala keluarga Rp 10 juta,” ucap KDM saat itu.
Padahal, data yang diperoleh KBA News, Sabtu, 10 Mei 2025, jumlah penduduk DKI Jakarta pada pertengahan tahun 2024 mencapai 11.340.000 jiwa. Data ini bersumber dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Pertumbuhan penduduk DKI Jakarta mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, laju pertumbuhan penduduk tercatat sebesar 0,38%, yang merupakan angka terendah secara nasional,” tulis Dirjen Dukcapil Kemendagri.
Dilanjutkan, penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan migrasi keluar dari Jakarta ke daerah penyangga seperti wilayah Bekasi, Tangerang, dan Depok.
Dari data terbaru, untuk distribusi penduduk per wilayah di setiap kota dan kabupaten administratif di DKI Jakarta adalah sebagai berikut :
* Jakarta Timur: 3.310.000 jiwa (29,23%)
* Jakarta Barat: 2.610.000 jiwa (23,03%)
* Jakarta Selatan: 2.410.000 jiwa (21,22%)
* Jakarta Utara: 1.870.000 jiwa (16,52%)
* Jakarta Pusat: 1.070.000 jiwa (9,44%)
* Kepulauan Seribu: 30.420 jiwa (0,27%)
Data ini menunjukkan bahwa Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak, sedangkan Kepulauan Seribu memiliki jumlah penduduk paling sedikit di DKI Jakarta. (DJP)