Daily News | Jakarta – Kita sadar keadilan dan kesetaraan bukan sekadar hasil niat baik, tapi buah dari keberanian untuk menyentuh akar yang lebih dalam yang kadang menyakitkan, sering tersembunyi di balik kebiasaan dan kenyamanan.
Begitulah, tokoh perubahan Anies Baswedan bersama keluarga menunaikan salat Idul Adha 1446 H di lapangan hijau Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Juni 2025.
Pada Salat Idul Adha hari ini, Anies akan bertugas sebagai khatib dengan membawakan tema ‘Kurban, Kota, dan Agenda Keadilan’. Dalam khutbahnya itu, Anies menyinggung runtuhnya dinasti-dinasti besar karena faktor internal. Hal itu dia kutip dari kitab Muqaddimah karya cendekiawan Muslim abad ke-14, Ibnu Khaldun.
Di mana Ibnu Khaldun, cendekiawan Muslim abad ke-14, dalam karyanya, kitab Muqaddimah, menulis ketidakadilan akan menghancurkan peradaban.
“Dia mengamati bagaimana dinasti-dinasti besar runtuh bukan karena serangan musuh, tetapi karena ketimpangan internal yang tidak teratasi,” kata Anies di depan para jemaah salat Idul Adha.
Kemudiaan Anies memohon pertolongan kepada ALLAH SWT agar Tanah Air yang kelap disingkirkan ini dilindungi dan petunjuk agar tak hanyut dalam keputusasaan.
“Pada hari yang mulia ini, kami hadir dihadapanmu mengadukan luka-luka yang belom sembuh di Tanah Air kami, bahwa kejujuran kelap disingkirkan, kompetensi dikalaahkan oleh koneksi dan kemiskinan di wariskan dari generasi ke genarsi sistem yang enggan dibenahi,” ujar Anies.
“Kami sadar keadilan dan kesetaraan bukan sekedar hasil niat baik, tapi buah dari keberanian untuk menyentuh akar yang lebih dalam yang kadang menyakitkan yang sering tersembunyi dibalik kebiasaan dan kenyamana dalam kesadaran,” tambahnya.
Tak hanya itu Anies menuturkan ciri sebuah kota di mana ada keadilan, maka menggambarkan keadilan yang sehat. Apabila ada ketimpangan, maka disitulah peradaban yang tidak sehat. Menurutnya kota mencerminkan peradaban bila ada keadilan, maka menggambarkan peradaban dan ciri sebuah kota dimana disitu ada keadilan maka menggambarkan keadilan yang sehat apabila ada ketimpangan maka disitulah peradaban yang tidak sehat.
“Maka panggilan dari kutbah bagaimana kita gunakan pesan peristiwa kurban yang digunakan oleh Nabi Ibrahim yang mengobarkan putranya, Ismail dan pengorbanan itu bukan kepribadi, tetapi ketaatan kepada Allah, sapi dan kambing yang dirasakan manfaatkan untuk semua,” tuturnya.
“Apa yang kita miliki untuk keadilan, maka yang memiliki finansial keuangan yang punya kompetensi bagikan lah kepada semua, apapun yang sifatnya untu memberikan keadilan gunakan itu, khutbah panggilan adalah untuk kita semua di kota masing-masing untuk mengobarkan yang kita miliki,” sambung Anies.
Dari pantauan KBA News di lokasi, Anies tiba di Masjid Agung Al Azhar sekitar pukul 06.30 WIB. Anies mengenakan setelan kemeja putih berbalut jas hitam dan kain sarung. Dia juga duduk di saf paling depan bersebalahan dengan mantan Ketua Mahkamah Konsitusi (MK) Jimmly Asshiddiqie.
Tak lama setelah khutbah selesai disampaikan, ribuan jemaah langsung mengerubungi Anies. Mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan diserbu ribuan jemah Salat Idul Adha yang ingin berfoto hingga sekadar berjabat tangan dengan Inisiator Aksi Bersama itu.
“Pak Anies, Pak Anies, foto dong pak,” teriak para jemaah yang sudah menyiapkan ponselnya untuk selfie.
Momen Anies dikerumuni para jemaah itu terjadi selama sekitar 15 menit sebelum akhirnya berjalan menuju pelataran masjid untuk meladeni wawancara dengan awak media. (DJP).