Daily News | Jakarta – Gagasan Anies Rasyid Baswedan dalam Kuliah Umum bertema “Pendidikan Berkarakter: Memperkuat Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Peradaban Bangsa di Era Society 6.0” yang disampaikan di Universitas Islam Bandung (Unisba) terus memantik respons dari berbagai kalangan.
Dikutip oleh KBA News dari Youtube Universitas Islam Bandung berjudul Kuliah Umum Bersama Anies pada Rabu 18 Juni 2025, Anies mengatakan: “Di era Society 6.0, solusi atas tantangan bangsa tidak bisa datang dari satu pihak saja. Kita harus mengedepankan collaborative governance, kerja bareng, sinergi antara ilmu dan aksi nyata.”
Dalam wawancara bersama KBA News pada Jumat, 20 Juni 2025, Hery menyoroti khususnya poin keempat yang dibahas Anies Baswedan, yakni pentingnya kolaborasi sosial lintas sektor sebagai kunci utama membangun kepemimpinan masa depan yang berkarakter dan adaptif terhadap era baru.
“Pak Anies mengajak kita untuk tidak bekerja sendiri. Dalam pendidikan maupun pemerintahan, kolaborasi adalah jalan terbaik. Saya merasa pesan ini sangat relevan, karena di dunia pendidikan pun, kami para guru perlu bersinergi dengan masyarakat dan stakeholder lain untuk menumbuhkan karakter siswa,” ujar Hery.
Menurut Hery, pendekatan kolaboratif yang digaungkan Anies tidak hanya menjadi idealisme, tapi juga kebutuhan konkret dalam menghadapi kompleksitas zaman.
“Sebagai guru dan juga kreator digital, saya melihat betapa pentingnya membangun jejaring sosial untuk pendidikan. Misalnya, memanfaatkan konten digital untuk mendekatkan siswa pada nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Dan kolaborasi jadi fondasinya,” tuturnya.
Hery juga mengaku bahwa setelah mengikuti kuliah umum Anies melalui kanal YouTube Unisba, ia semakin terinspirasi untuk mendorong para siswa dan pengikutnya di media sosial agar tidak alergi dengan kerja kolaboratif, terutama dalam proyek-proyek berbasis sosial.
“Bukan zamannya lagi kerja sendiri-sendiri. Dunia ini butuh orang-orang yang mampu menyatukan perbedaan untuk tujuan bersama. Dan Anies menunjukkan bahwa pemimpin masa depan harus bisa jadi jembatan, bukan tembok pemisah,” tandasnya.
Hery Anshar meyakini bahwa kolaborasi adalah arah baru kepemimpinan Indonesia, terutama di tengah tantangan zaman yang semakin tidak bisa diprediksi.
“Saya berharap, lebih banyak tokoh bangsa yang mempromosikan semangat gotong royong seperti ini. Terutama kepada generasi muda yang hari ini sedang mencari figur yang mampu menyatukan, bukan memecah,” tutupnya. (EJP)