Daily News | Jakarta – Indonesia mencari sosok pemimpin negarawan, bukan sosok kerdil yang hanya sekedar politisi belaka.
Maka, Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengatakan setelah 45 tahun wafatnya Bung Hatta pada 14 Februari 1980, bangsa dan negara Indonesia semakin membutuhkan sosok seperti dirinya. Ini karena semenjak kematiannya Indonesia belum lahir seorang sosok negarawan seperti dia. Yang muncul hanyalah para politisi.
”Bung Hatta sosok negarawan sejati yang benar-benar mencintai rakyat. Bung Hatta tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata tapi di taman pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta Selatan yang merupakan pesan dan permintaan beliau sendiri,” kata Anwar Abbas kepada KBA News, Jumat 14 Januari 2025.
Menurutnya, sosok bung Hatta bagi bangsa Indonesia adalah sosok yang sulit untuk dilupakan. Hal itu karena besarnya peran dan jasa yang telah beliau torehkan untuk kebaikan perjalanan bangsa dan negara ini.
“Beliaulah yang telah meletakkan prinsip-prinsip yang harus kita junjung tinggi tentang bagaimana ekonomi di negeri ini harus dikelola seperti yang terdapat dalam pasal 33 dan 34 UUD 1945,” ujarnya.
Dalam pasal 33 tersebut atas jasa Bung Hatta kemudian dirumuskan seperti ini: Pertama, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Kedua, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.” Ketiga, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Kemudian dalam pasal 34 UUD 1945 Bung Hatta berjasa besar dalam merumuskan pasal ini bahwa: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
“Jadi sistim ekonomi yang diletakkan oleh Bung Hatta bukanlah sistim ekonomi liberalisme kapitalisme dan juga bukan sistim ekonomi sosialisme marxisme yang ‘ateistik’. Tapi adalah sistim ekonomi sosialisme versi Indonesia yang dijiwai oleh nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila yang ada dalam Pancasila,” ujar Abbas kembali.
Oleh karena itu jika ada fakir miskin dan anak terlantar di negeri ini maka menjadi tugas negaralah untuk melindungi dan membantu mereka. “Di samping itu sosok bung Hatta jelas menjadi sosok teladan bagi kita semua apalagi di saat praktik korupsi, kolusi dan nepotisme sangat marak di negeri ini.”
“Faktanya, jika beliau membuat kebijakan jangankan teman-temannya, istri beliau sendiri saja tidak tahu sehingga tabungan sang istri yang semula direncanakan untuk membeli mesin jahit terpaksa batal karena nilai uangnya sudah jatuh. Itulah Bung Hatta,” kata Anwar Abbas.
Melihat sejarah perannya di negara Indonesia, Bung Hatta itu jelas pula merupakan seorang politisi. Namun politisi sekaligus merupakan negarawan. Ini terjejak dari sikap dan pikiran Bung Hatta di mana yang dipikirkannya bukan lagi diri dan keluarga serta kelompoknya, tapi adalah bangsa dan negaranya.
”Maka, memang pada saat ini mencari sosok pemimpin seperti Bung Hatta jelas tidak mudah. Tapi itu bukan tidak bisa. Mudah-mudahan saja kita sebagai bangsa akan bisa mendapatkan pemimpin seperti beliau,” tandas Anwar Abbas menegaskan. (EJP)
Discussion about this post