Daily News | Jakarta – Di awal tahun 2025, Indonesia secara resmi menjadi anggota kelompok negara ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Sugiono mengatakan dengan masuknya Indonesia dalam BRICS ini mencerminkan pentingnya posisi Indonesia di mata dunia.
Mantan diplomat Kementerian Luar Negeri Indonesia PLE Priatna dalam wawancara khusus yang diunggah di kanal YouTube KBA News, menyinggung soal BRICS bahwa kita paham dengan apa yang disampaikan oleh Menlu Sugiono.
”Kita coba dilihat dari sisi agak ke belakang bahwa BRICS ini sudah 15 tahun dan perubahan yang begitu dahsyat di lingkungan internasional dan geostrategis dialami oleh negara-negara BRICS,” kata Ple Priatna, dikutip KBA News Selasa, 14 Januari 2025.
Namun demikian, dari berbagai pendulum tersebut muncul pertanyaan dari publik tentang bagaimana cara mengelolanya. ”Bagaimana kita bisa memilah dan menggabungkan antara yang APEC, ASEAN dan BRICS ini. Formatnya bagaimana?
Muncul juga pertanyaan bagaimana menghindari duplikasi antara BRICS, ASEAN maupun APEC. Dan ini harus dikendalikan oleh Indonesia. ”Jadi BRICS ini memang besar,” ungkap Ple Priatna yang sudah purna tugas tersebut.
Kemudian ekspor BRICS dari tahun ke tahun terus meningkat secara signifikan. Ada yang mengatakan bahwa masuknya Indonesia ke dalam BRICS ini juga amat penting. Karena akan menambah pertumbuhan ekonomi negara sekitar 0,3 persen. Pertumbuhan tersebut juga memiliki arti penting bagi ketahanan ekonomi.
Isu yang kedua dari BRICS bahwa ancaman Presiden AS Donald Trump yang akan menaikkan 100 persen ke anggota BRICS yang melakukan pemufakatan tersebut. ”Bayangkan saja perdagangan menggunakan mata uang dollar AS masih mencapai 6,6 triliun dollar AS. Jadi porsi ini secara statistik masih dipegang oleh dollar AS,” kata Ple Prianta yang bertugas mulai tahun 1988 2021 tersebut. (DJP)
Discussion about this post