Daily News | Jakarta – Selama Ramadan 2025 Anies Baswedan banyak menerima undangan sebagai penceramah di kampus-kampus maupun masyarakat umum. Kunjungan Anies Baswedan ini bukan sekadar safari politik. Lebih dari itu, langkah ini menjadi strategi untuk membangun kesadaran kolektif tentang banyak hal di negeri ini seperti politik, demokrasi, hukum, ekonomi hingga pendidikan, sekaligus membuka ruang dialog dengan generasi muda yang kelak menjadi penentu masa depan bangsa.
Pengamat politik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Assoc. Prof. Dr. Khamim Zarkasih Putro, M.Si, menilai bahwa kunjungan Anies ke kampus memiliki sejumlah dampak positif yang layak dicermati. “Anies mengemas pesannya dengan kuat, bahwa pendidikan bukan hanya tentang ruang kelas, tetapi juga tentang keberanian bermimpi dan menjadi agen perubahan,” ujar Khamim kepada KBA News, Senin, 7 April 2025.
Menurutnya, dalam pembahasan tentang pendidikan, Anies berhasil menanamkan pemahaman bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang mampu mengangkat kualitas hidup masyarakat. Dalam berbagai kesempatan, Anies kerap menyampaikan bahwa kampus bukan hanya tempat menimba ilmu, melainkan ruang strategis untuk menumbuhkan semangat kepemimpinan, kreativitas, dan keberanian bertindak.
“Melalui pendekatan humanis dan narasi inspiratif, Anies mampu menyentuh sisi idealisme mahasiswa. Ini bukan tanpa pesan, tetapi pendekatan kultural yang menyasar akar intelektual generasi muda,” tambah Khamim.
Selain mendorong kesadaran akan pentingnya pendidikan, kunjungan tersebut juga menyoroti urgensi penguatan infrastruktur pendidikan. Bagi Anies, infrastruktur tidak sebatas pada fasilitas fisik seperti gedung atau laboratorium, tetapi juga mencakup infrastruktur lunak seperti sistem pembelajaran, kualitas dosen, dan lingkungan akademik yang mendukung tumbuhnya pemikiran kritis.
Di sisi lain, Khamim menilai safari kampus Anies juga berdampak pada peningkatan elektabilitas, terutama di wilayah strategis seperti Jawa Barat. “Pendekatan ini memberikan citra positif yang berdampak pada peningkatan elektoral. Anies tampil sebagai tokoh yang peduli dan memahami dinamika mahasiswa,” jelasnya.
Langkah ini, menurut Khamim, menjadi angin segar dalam kontestasi politik yang kerap dinilai kaku dan penuh retorika. Dengan mendekat ke kampus, Anies mencoba membangun jembatan antara pemimpin dan rakyat muda, antara idealisme dan realitas politik.
“Jika konsisten dilakukan, pendekatan ini dapat mengubah lanskap kampanye politik nasional menjadi lebih bermakna dan substansial,” pungkas Khamim. (EJP)
Discussion about this post