Daily News | Jakarta – Aktivitas pertambangan di Raja Ampat, Papua hari-hari ini menjadi perbincangan dan kecaman masyarakat. Hal itu karena, aktivitas tambang nikel di wilayah itu terindikasi merusak alam. #kbanews
Video khotbah yang sampaikan oleh Uskup Timika, Papua, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, viral di media sosial. Pasalnya, dalam khotbahnya itu ia menyampaikan keresahannya mengenai tambang nikel di Raja Ampat.
Dalam video itu, awalnya ia menyampaikan bahwa mereka yang berjuang dan tetap berani menyuarakan tentang kerusakan alam adalah manusa yang mengikuti Roh Kudus.
Sedangkan mereka yang menjadi dalang dari kerusakan alam Indonesia tersebut adalah oligarki yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
“Lihat yang berjuang mempertahankan alamnya, hutannya, budayanya, itulah mereka yang dikuasai oleh Roh Kudus. Berani untuk terus bersuara tentang hak-hak hidupnya. Tapi pihak yang menciptakan konflik adalah Roh Kejahatan menguasainya demi kepentingan kapitalisme, kepentingan imperialisme, oligarki dan semuanya. Ini Roh Kedagingan,” katanya dikutip KBA News, Senin, 9 Juni 2025.
Ia lantas menyinggung soal Proyek Strategis Nasional (PSN) yang selama ini dilancarkan oleh pemerintah pusat. Ia menilai, demi kesuksesan PSN itu, penguasa telah dengan sadar melakukan kerusakan. Raja Ampat sebagai wilayah yang indah, ikut menjadi korban.
“Karena itu, saya kira 2 ribu hektar tanah dibabat untuk kepentingan oligarki dan kerakusannya. Dan ini Raja Ampat yang indah hancur karena kerakusan oligarki dan penguasa, dengan slogan demi Proyek Strategis Nasional,” jelasnya.
“Inilah Roh Dunia, apakah kita ikut dengan Roh seperti ini? Menghancurkan alam, menghancurkan sesama. Ataukah kita mengikuti Roh Kristus yang adalah Roh Pemersatu, Roh yang menghargai keutuhan dan keindahan alam, Roh yang menghormati martabat manusia dan manusia,” ujarnya.
Diketahui, aktivitas pertambangan di Raja Ampat, Papua hari-hari ini menjadi perbincangan dan kecaman masyarakat. Hal itu karena, aktivitas tambang nikel di wilayah itu terindikasi merusak alam.
Setidaknya ada empat perusahaan tambang nikel Raja Ampat yang melakukan aktivitas, yakni PT Gag Nikel (PT GN), PT Kawei Sejahtera Mining (PT KSM), PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP), dan PT Mulia Raymond Perkasa (PT MRP).
Berbagai elemen masyarakat pun meminta agar aktivitas tambang nikel di Raja Ampat tersebut segera dihentikan secara total. Pasalnya, selain merugikan masyarakat, juga wilayah tersebut adalah salah satu “Surga Indonesia” yang sangat kaya akan kehidupan alamnya. (DJP)