Daily News | Jakarta – Analis Politik dari Angkatan Reformasi 98 Andrianto Andri menyarankan kepada Anies Baswedan untuk netral saja dalam proses Pilkada Jakarta 2024. Dia sudah dijegal dan digagalkan untuk maju dalam kontestasi tersebut. Lebih baik dia fokuskan diri pada membentuk ormas atau partai baru sembari menunggu keputusan MK atas Uji Materi UU Pilkada.
Dia menyatakan hal itu kepada KBA News, Selasa, 8 Oktober 2024 menanggapi pernyataan dari Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang memohon agar Anies memberikan waktu kepada pasangan Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO) yang ingin bertemu dengannya. Menurut Mardani, pertemuan itu penting agar Anies bisa menitipkan pesan-pesan tentang pengembangan Jakarta yang tidak bisa dilakukannya.
“Saya pikir buang-buang waktu saja Anies bertemu dengan siapapun dari para Cagub Jakarta itu. Tidak ada gunanya. Mereka hanya ingin bertemu Anies karena mengetahui pengaruh dan kharisma Anies sangat besar. Jadi, pertemuan dilakukan untuk kepentingan para Cagub itu agar suaranya naik daripada meminta masukan untuk pengembangan kota Jakarta,” kata mantan tokoh HMI Cabang Jakarta itu.
Sikap PKS agak aneh, katanya. Kalau mereka mengharapkan Anies mengapa mereka menjegalnya di Pilkada dan bergabung dengn 13 partai lain di Koalisi KIM Plus. Awalnya mereka bilang, tidak bisa mengusung Anies sendiri karena perolehan kursi yang kurang. Tetapi, setelah MK mengubah persyaratan kursi dan PKS masih punya waktu untuk mendukung Anies, tetap saja mereka tidak lakukan. Mereka sudah terperangkap dalam janji untuk mendapat kursi di Kabinet.
Dia memaklumi politik itu adalah tindakan yang cair dalam rangka mencari kekuasaan. Hampir semua partai melakukan itu. Dulu PKS konsisten dalam prinsip dan pendirian. Barangkali terlalu lama jadi oposisi di masa Jokowi, mereka capek dan ingin seperti sebelumnya kembali berada di dalam naungan dan lingkungan kekuasaan.
Tak usah direspon
“Menurut saya, sebaiknya Anies Baswedan tidak perlu merespon harapan Mardani. Tidak usah bertemu dengan pasangan RIDO atau pasangan lain. Dia lebih baik memposisikan diri netral saja. Tidak berpihak kepada siapapun. Janji Anies kepada para relawan bahwa dia akan mengeluarkan arahan untuk relawan silakan dipenuhi. Tetapi isinya adalah membebaskan relawan memilih apapun, temasuk Golput dan Gercos,” kata salah seorang deklarator KAMI itu.
Dalam pikiran Andrianto, Pilkada Jakarta, seperti juga di tempat-tempat lain sudah jauh dari perlakuan demokrasi serta kepentingan dan hak rakyat. Terlihat jelas bahwa Pilkada sudah disabot untuk kepentingan Oligarki para pemilik modal. Siapapun yang menang ujung-ujungnya tetap akan mengabdi kepada oligarki dan antek-anteknya.
Apakah sudah tidak ada harapan lagi bagi Anies untuk berkiprah? Dia menjawab: harapan itu selalu saja ada. Sembari mempersiapkan diri untuk membuat Ormas atau partai baru, Anies bisa mengamati perkembangan uji materi (Judicial review) UU Pilkada yang prosesnya sedang berjalan di MK.
“Semoga putusan MK yang dinantikan tentang pilihan Kotak kosong bisa jadi aspirasi publik terhadap hagemoni kekuasaan yang abai atas prinsip dan pikiran demokrasi. Kita mengharapkan MK memutuskan untuk menjadi pembelajaran, Demokrasi hakikinya untuk aspirasi dan keinginan Rakyat,” tambahnya.
Sebagai tambahan informasi, para pengaju uji materi mengharapkan MK memberikan terobosan atas status Kotak Kosong. Itu dimaksudkan sebagai saluran bagi pemilih yang tidak berkenan memilih paslon yang ada. Para pemohon juga mengharapkan, MK memutuskan jika kotak kosong lebih banyak dari yang memilih maka proses Pilkada harus diulang. (HMP)