Daily News | Jakarta – Keinginan Anies Baswesdan seperti yang disampaikannya dan didukung oleh para relawan untuk mendirikan partai baru sebaliknya dipikirkan masak-masak. Dalam situasi politik yang tidak menentu sekarang ini, Anies sebaiknya berperan sebagai the man of civil society sebagai guru yang menjaga moral bangsa.
Pengamat politik yang juga penggiat demokrasi angkatan Reformasi 1998 Andrianto Andri menyatakan hal itu kepada KBA News, Rabu, 4 September 2024 menyikapi keinginan Anies untuk membentuk prmas dan partai sebagai kendaraan politiknya setelah dia gagal maju Pilgub Jakarta.
“Saya rasa Anies Baswedan sebaiknya jadi the man of civil society. Penjaga moral bangsa saja dulu untuk sementara. Karena dengan sistem politik hari ini sangat bisa menjerumuskan dan menghancurkan. Faktanya sistem kepartaian sedang erosi legitimasi,” katanya galau.
Ditandaskannya, semua partai jadi nir-demokrasi. Membuat demokrasi makin tidak berkualitas. Sirkulasi kepemimpinannya calon tunggal /aklamasi. Bahkan ada partai yang ketumnya tidak ganti ganti dari sebelum reformasi ini.
Padahal parpol seharusnya merupakan kawah candradimuka untuk mencetak kader dan pemimpin bangsa dan negara.
Menurut dia, sistem kepartaian harus dirombak total. Harus mengacu kepada fungsi dan peranan partai seperti yang terjadi di Barat dan dikatakan dalam buku teks tentang partai dan demokrasi.
“Tapi apa mungkin jika melihat perilaku partai yang memeroleh kursi di parlemen..
Pastinya akan status quo. Mereka cenderung ogah beroposisi. Semua merapat kepada rezim yang berkuasa. Fungsi Check and Balances dan tumbuhnya oposisi yang kuat tidak terbangun dengan baik,” katanya.
Banyak jebakan
Saat ini, tambahnya banyak jebakan jika ingin bikin parpol baru apalagi sumber pengesahannya ada di di Menhukham. Kekuasaan sangat mungkin akan menjegal partai Anies dengan cara tidak mengesahkannya.
Kekuasaan, tegasnya, telah menyalahi semangat reformasi dengan intervensi terhadap partai yang sangat kebangetan. Dia jelas sudah merusak demokrasi demi kepentingan keluarga dan kelompok oligarkinya sendiri.
“Sebagai sesama penggiat demokrasi dan penegak hak-hak sipil, kita sarankan sebaiknya Anies jangan dulu berpartai. Tunggulah setahun dua lagi setelah pemerintah baru bekerja,” tambahnya.
Setelah itu, kita melakukan hal yang penting untuk demokrasi. Barangkali ada harapan dari pidato Presiden terpilih Prabowo dalam acara Kadin yang katakan ongkos politik mahal dan sistem politik terlalu liberal.
“Jika nanti pasca pelantikan apakah pidato Prabowo bisa diimplementasikan sehingga sistem politik kepartaian jadi sehat kembali,” demikian Andrianto Andri. (HMP)
Discussion about this post