Daily News | Jakarta – Analis Politik dan Eksponen Angkatan Reformasi 98 Andrianto Andri. mengakui memang pilkada tidak memberi ruang untuk opsi memilih.
Apapun pilihan yang akan diambil oleh pemilih dalam Pilkada Jakarta nanti, sepenuhnya terpulang kepada pemilik hak suara itu. Tetapi akan lebih bermakna dan bernilai jika pilihan itu berdasarkan nilai moral dan etis yang melatarbelakangi pilihan itu.
Analis politik yang merupakan Eksponen Angkatan Reformasi 98 Andrianto Andri menyatakan hal itu kepada KBA News, Minggu, 29 September 2024 menyikapi beberapa pimpinan relawan Anies Baswedan yang menyatakan mendukung pasangan Cagub di Pilkada Jakarta. Tadinya mereka mendukung Anies. Karena dia gagal maju, maka mereka mengalihkan dukungan kepada paslon lain yang sudah pasti.
ngeluarkan video yang ditujukan kepada para relawannya untuk menunda mendukung sebelum ada arahan darinya. Pada saatnya, kata Anies dalam tayangan video itu, dia akan memberikan arahan dan panduan.
Pada umumnya, pilihan relawan itu kepada Pram-Rano. Karena mereka ingin calon dari KIM Plus, di mana bergabung tiga partai yang telah menjegal Anies dihukum dan dikalahkan. Ada juga relawan yang mencetuskan Gercos (gerakan coblos semua) yang menunjukkan sikap penolakan kepada paslon yang bertarung.
Arus bawah perubahan
Menurut Andrianto, Relawan Anies memang bercirikan perlawanan terhadap rezim yang dirasakan mengabaikan, memanipulasi dan menghambat aspirasi rakyat. Mereka cenderung bertumpu pada gerakan rakyat (people power) bernuansa arus bawah yang spektrumnya ingin perubahan.
“Jadi, bisa dilihat dan dirasakan landasan gerakan kelompok ini adalah nilai etis perjuangan yang diwakili oleh sebuah kata yaitu perubahan. Dalam setiap pidato dan ceramahnya Anies menjelaskan kata itu. Penjelasannya jelas memperlihatkan kata itu sebagai penggerak dan elan perjuangan,” kata mantan aktivis HMI Cabang Jakarta itu.
Diakuinya, memang pilkada tidak memberi ruang untuk opsi memilih. Pilihan harus berdasarkan yang ada di surat suara. Yang tidak datang ke TPS atau memilih lebih dari satu tidak dicatat sebagai melakukan pilihan yang benar.
Seyogianya, tambah salah seorang deklarator Komite Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu, Anies sudah menyerahkan pilihan kepada para relawan. Tidak ada komando. Dia menilai, Anies sendiri sosok independen bukan tipikal yang mudah ditekuk hanya untuk kepentingan kandidat lain.
Jadi pilihan memang diberikan secara luas kepada para khalayak relawan untuk memilih sesuai dengan yang ada di kotak suara. “Yang penting pilihan itu dilandasi oleh nilai dan etis untuk utamakan kepentingan rakyat,” demikian Andrianto Andri. (EJP)