Daily News | Jakarta – Ranking FIFA Indonesia memang saat ini masih di bawah (125). Katakanlah dibanding sesama negara ASEAN seperti Vietnam dan Thailand. Perlu diingat tahun 1998 ranking FIFA Indonesia mencapai posisi tertinggi (76). Beruntung Ketua Umum PSSI sekarang, Erick Thohir, sudah mengambil langkah cepat terobosan.
Erick Thohir bersama pengurus teras lainnya dengan cepat memotong sistim pola lama timnas Indonesia. Terutama dengan program naturalisasi pemain Grade A dari Eropa. Kini sepakbola Indonesia sangat patut diperhitungkan.
STY pelatih asal Korea dan beberapa pemain naturalisasi datang bergabung dengan beberapa pemain lokal terbaik. Mereka akan mambuktikan bahwa Indonesia bisa berlaga di kancah Piala Dunia 2026 di AS, Kanada dan Meksiko. Pertama kali dalam sejarah piala dunia diselenggarakan di tiga negara dengan 48 tim sejak 1930.
Sangat lama masyarakat rindu Indonesia bisa lolos Piala Dunia sebagai tolok ukur tertinggi pencapaian sepakbola sejagat. Tidak hanya prestasi negara dan pemain dipertaruhkan tapi ada juga prestasi perolehan cuan. Bukan cuma itu, Piala Dunia senantiasa menghadirkan hikayat soal tekad dan itikad kuat. Juga drama manusia dan kontroversi.
Perjalanan panjang itu kini sedang ditempuh. Semangat juang harus terus dijaga. Apakah pergantian pelatih dari STY ke Kluivert lalu kita harus gagal di sisa pertandingan melawan tim langganan Piala Dunia, Australia tandang, Saudi Arabia kandang. Atau pun Bahrain, kandang dan satu lagi Jepang, tandang?
Tentu sebagai pecinta sepakbola Indonesia, saya percaya tak ada satu pun pemain yang menginginkan kegagalan. Siapa pun pelatih pasti sudah dibahas dan disaring oleh PSSI dan itu harus kita dukung.
Seperti kata Nil Maizar mantan pelatih timnas Indonesia.
Menurut pelatih yang saat ini menangani tim liga dua PSMS Medan: “Kita semua harus mendukung gebrakan Erick Thohir Ketua Umum PSSI. Beliau sudah bersusah payah mengemas timnas bersama pelatih asal Korsel, Shin Tae’yong (STY) dan para pemain naturalisasi dari Belanda dan sekarang kita sudah lihat hasilnya. Kemudian hanya soal pergantian pelatih kita terus membenci timnas Indonesia? Wah ini keterlaluan. Pergantian pelatih itu biasa terjadi di mana-mana,” ujar Nil Maizar kepada KBA News.
Sementara soal pelatih baru dari Belanda, Patrick Kluivert, Nil mengatakan kita semua harus menerimanya dan memberikan kesempatan dia bekerja. Kluivert memiliki kualitas untuk menangani timnas Indonesia, nilai Nil Maizar. “Kita semua harus optimis,” lanjut Nil Maizar
Suara yang sama juga datang dari pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco, yang pernah menukangi timnas di era Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. “Indonesia harus bangkit,” kata Blanco yang dihubungi KBA News via telpon selulernya di Argentina, Jumat, 24 Januari 2025.
“Timnas Indonesia luar biasa dengan bakat-bakat pemain yang menjanjikan. Untuk itu diperlukan penanganan yang lebih serius, terprogram dan terukur. Harapan itu bisa dicapai melalui kerja sama semua pihak dan peningkatan disiplin di segala aspek. Apa lagi dengan dibukanya pemain naturalisasi bisa bermain di Indonesia saya yakin Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026. Media di Argentina juga menulis dan menayangkan bila ada pertandingan timnas Indonesia,” jelas pelatih dan mantan manajer klub elit Albania (Dynamo Tirana) dan pelatih timnas China U-20 itu.
Hidup timnas Indonesia. Jayalah sepakbola Indonesia. (EJP)