Daily News | Jakarta – Sikap dan keputusan Anies Baswedan mendukung pasangan Pramono Anung – Rano Karno (Pram-Rano) di Pilkada Jakata disambut baik dan gembora oleh para relawan. Itu merupakan sikap yang realistis dan rasional yang mungkina bisa diambil agar para pendukung Anies yang dikenal sebagai Anak Abah di Jakarta mempunyai panduan dalam memilih.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum simpul relawan Jaringan Pendidikan Nasional (Jakdiknas) Abba Thaher Lamatapo kepada KBA News, Sabtu, 16 November 2024 menyikapi pertemuan antara Anies dengan Paslon itu, Jum’at. Untuk minta dukungan Anies, mereka berdua mengunjungi Anies di pendopo Lebak Bulus. Mereka diterima dengan baik oleh Gubernur DKI Jakarta tahun 2017-2022 itu.
“Saya menganggap pertemuan itu wajar dilakukan. Memang sebaiknya para Anak Abah mendapat panduan dan tuntunan untuk memilih. Alhamdulillah itu merupakan bagian dari Hak Demokrasi seseorang sebagai warga Negara termasuk Kanda Anies. Semoga menjadi pedoman bagi Anak Abah, tetapi bagi yang memilih lain ya itu terserah para pemilik suara yang merupakan warga Jakarta,” katanya.
Menurut guru pengajar sebuah SMA Swasta di Tangerang itu, keputusan yang diambil Anies sangat rasional karena merupakan bagian dari hak Konstitusional Anies. Di samping itu tentunya realistik daripada mendukung dua pasangan lain. Tidak masuk akal kalau dia mendukung pasangan Ridwan Kamil maupun Dharma Parengkun.
Ditambahkannya, ada beberapa pertimbangan Urgent dan tidak bisa dbantah yang membuat Anies mendukung pasangan Pram-Rano. Pertama, Pasangan itu merupakan paket yang diusung oleh PDIP. Kita semuanya tahu, tadinya PDIP akan mengusung Anies-Rano. Karena adanya tekanan dari Rezim yang sangat keras, pasangan itu urung diusung.
Operasi Senyap
“Warga Jakarta tahu betul betapa bencinya rezim Jokowi kepada Anies. Berbagai cara dilakukan untuk menjegalnya. Setelah berhasil mempengaruhi tiga partai pendukung Anies di Pilpres, rezim pun membuat operasi senyap kepada PDIP sehingga tidak ada jalan bagi Megauntuk mengusung Anies. Dia memilih membatalkan dan mendukung pasangan Pram-Rano,” katanya.
Kedua, Paket Pram-Rano boleh dibilang merupakan pasangan oposisi. Karena paket ini diusung oleh PDIP yang menyatakan sebagai oposisi terhadap Pemeritahan Probowo. Setelah keputusan MK, PDIP dengan tegas meyatakan mereka menjalankan peran oposisi. Karena itu, Pram-Rano adalah pengejawantahan sikap yang berbeda dari Prabowo.
Ketiga, tentunya tidak begitu saja Anies memberikan dukungan bagi Pram-Rano. Dia tentunya melihat dulu trend dukungan pemilih Jakarta kepada mereka. Tentunya naif, tanpa melihat dukungan dari arus bawah masyarakat Jakarta yang juga merupakan anggota relawan Anies. Fakta empirik inilah membuat Anies mendukung Pasangan Pram-Rano. Anies nampaknya mengenyampingkan fakta bahwa Pram merupakan orang deket Rezim saat itu.
Di samping itu, tambahnya, hampir semua lembaga Survei menunjukkan keunggulan Pram-Rano dibandingkan dua Paslon lain, termasuk litbang Kompas yang biasanya lebih independen. Mengikuti trend survei itu dan kedekatan dengan Pram yang sesama alumni UGM yang lebih memungkinkan Anies menetapkan mendukung pasangan dari PDIP tersebut.
“Jadi hemat saya Masyarakat Pro Perubahan sebaiknya mengikuti arahan Anies untuk memilih siapapun yang menjadi kepala Daerah selama niatnya itu untuk meluruskan jalan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” demikian Abba Taher Lamatapo. (EJP)