Daily News | Jakarta – Langkah endorsement Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Anies Baswedan terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Pramono Anung-Rano Karno pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 dinilai mampu menaikkan perolehan suara secara tajam.
Pendapat ini dikemukakan Direktur Eksekutif Algoritma, Aditya Perdana dalam sebuah acara dialog di Kompas TV belum lama ini yang diulas KBA News. Dalam pandangan Aditya Perdana, raihan suara signifikan pasangan Pram-Rano sudah terlihat menjadi tren dalam beberapa pekan sebelumnya.
Mulyono Gebuk Megawati di Jateng, Anies Gebuk Mulyono di Jakarta
“Sebenarnya kalau dilihat dari tren beberapa lembaga survei beberapa pekan sebelumnya sudah kelihatan. Dalam pengertian bahwa kemenangan itu akan diperoleh sama Pram-Rano Karno. Sementara Ridwan Kamil-Suswono ini relatif stagnan. Itu sudah kebaca sebenarnya,” ungkap Aditya Perdana.
Tapi memang sebenarnya, tambahnya, ini bagian dari strategi yang disiapkan oleh masing-masing tim. Termasuk fenomena bagaimana peralihan suara Anak Abah. Di mana, hal ini dieksploitasi habis-habisan oleh Rano Karno.
“Eksploitasi yang dimaksud adalah bahwa mereka (Anak Abah) berpihak kepada pasangan Pram-Rano Karno. Dugaan saya hal itu membuat dukungan terhadap Pram-Rano Karno meningkat tajam,” ucapnya.
Sebelumnya, kata dia, hasil survei lembaga lain awalnya juga tipis tapi akhirnya melonjak tajam dengan adanya dukungan komunitas atau relawan Anak Abah itu. Ini bisa dilihat bersama melalui faktor dukungan itu.
Disampaikan Aditya Perdana, pemilih di Jakarta menggunakan rasionalitas. Tapi kadang memang hanya untuk pembeda saja. Detik terakhir adanya endorsement dukungan dari Gubernur DKI Jakarta sebelumnya Anies Baswedan kepada Pram-Rano Karno.
“Logikanya sebelum pemilihan ini dilakukan Anies Baswedan saat Pilpres 2024 di Jakarta menang dengan suara lebih dari 40 persen. Menandakan bahwa suara dan pengaruh Anies memang diakui masih kuat,” tegasnya.
Kedua, sambung Aditya Perdana, sebelum paslon Pilgub Jakarta 2024 disahkan, Anies sempat berniat untuk maju. Dan kala itu banyak survei yang menyebut Anies sudah 45 persen. Ini mengartikan bahwa suara Anies di Jakarta relatif besar. Jadi ketika akhirnya Anies tidak jadi maju Pilgub Jakarta 2024, ada potensi suara ini bisa dimanfaatkan. (DJP)