Daily News | Jakarta – Memanasnya perseteruan antara PDI Perjuangan (PDIP) dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin menjadi perhatian publik setelah Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Situasi ini kian pelik dengan kabar bahwa Hasto berencana menyerang balik Jokowi melalui bukti-bukti video dugaan pelanggaran hukum, salah satunya terkait kriminalisasi terhadap Anies Baswedan.
Namun, bagaimana sikap relawan Anies Baswedan menyikapi konflik ini? Konsultan hukum sekaligus advokat, Surahman Suryatmaja, menegaskan bahwa relawan Anies memilih untuk tidak terlibat dalam kisruh politik tersebut. “Pak Anies sudah benar. Kami, para relawan, tidak mendukung Anies masuk dalam pusaran kisruh Jokowi versus PDIP,” ujar Surahman kepada KBA News, Senin, 30 Desember 2024.
Surahman mengapresiasi langkah Anies yang lebih memilih membentuk organisasi masyarakat (ormas) sebagai wadah konsolidasi relawan. Ia menilai, pembentukan ormas jauh lebih efektif dibandingkan mendirikan partai politik. “Ormas ini lebih sederhana dan fleksibel. Semua relawan dari berbagai golongan dapat bergabung, bahkan simpatisan partai yang sebelumnya mendukung Anies-Muhaimin,” jelas Surahman.
Langkah ini dianggap strategis untuk menjaga soliditas relawan sekaligus memperluas jaringan hingga ke daerah-daerah. Surahman juga menyebut banyak simpatisan partai yang kecewa, terutama dari PKS, sehingga bergabung dengan ormas bentukan Anies adalah kemungkinan besar yang akan terjadi.
Advokat asal Purbalingga ini menekankan bahwa relawan Anies harus belajar dari pengalaman Pilpres lalu, di mana banyak simpul relawan bergerak sendiri-sendiri, bahkan saling klaim. “Melebur menjadi satu dalam wadah ormas akan mencegah perpecahan di antara relawan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa energi relawan sebaiknya difokuskan untuk memperkuat ormas dan mempersiapkan agenda politik 2029, bukan terlibat dalam konflik antara PDIP dan Jokowi. “Relawan harus memperluas jaringan, menyatukan kembali simpul-simpul, dan tetap siaga,” tambahnya.
Di tengah memanasnya konflik politik ini, Surahman menegaskan bahwa Anies Baswedan harus menjaga posisinya tetap netral. Langkah bijak ini diharapkan dapat memperkuat posisi Anies sebagai tokoh politik yang fokus pada visi ke depan tanpa terganggu oleh konflik-konflik politis yang tidak relevan.
Dengan strategi ini, Anies dan relawannya diharapkan mampu mempertahankan soliditas dan menjadi kekuatan politik baru yang siap menyongsong Pilpres 2029. (DJP)
Discussion about this post