Daily News | Jakarta – Pakar hukum Universitas Indonesia Prof Chudriy Sitompul mengatakan bila hari ini muncul unjuk rasa mahasiswa yang meluas itu menjadi pertanda terang keadaan masyarakat memang sangat susah. Program pemerintahan dalam kurun 100 hari tidak memberikan sinyal yang baik.
‘’Memang evaluasi 100 hari masa pemerintahan tidak ada dalam konstitusi kita. Tapi selama masa itu dapat dilihat sinyal ada perbaikan kehidupan rakyat. Dan melalui unjuk rasa mahasiswa sekarang ini mereka menilai memang tak muncul tanda-tanda ke arah perbaikan yang signifikan. Semua masih serba wacana dan omong-omong pidato saja,’’ kata Chudri kepada KBA News, Selasa malam 17 Februari 2025.
Chudry mengatakan memang menjadi sangat mengecewakan mahasiswa ketika dalam acara Konggres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra yang memuji setinggi langit mantan presiden Jokowi. Bahkan dia mengatakan secara terang-terangan bila kemenangannya di dalam Pilpres 2024 karena dibantu Jokowi.
‘’Ini kan aneh. Sebab, itu berati Jokowi ketika menjadi Presiden di Pilpres 2024 tidak netral. Ini kan melanggar konstitusi dan hukum. Nah, kenapa kok diakui. Maka jelas sekali mengecewakan mahasiswa yang merupakan kaum terpelajar. Apalagi Jokowi punya banyak masalah. Kini misalnya merebak seruan yang meluas agar Jokowi diadili,’’ ujarnya.
Melihat kenyataan meluasnya aksi unjuk rasa mahasiswa kali ini, maka tampaknya situasi tinggal menunggu matang atau momentum akan terjadi sesuatu dalam politik ke depan. Apalagi hal ini bersamaan dengan tetap tidak membaiknya situasi kehidupan masyarakat sehari-hari dengan semakin mahalnya harga kebutuhan pokok hingga terus akutnya masalah penanggguran dari kaum muda.
‘’Situasi ini jelas memprihatikan mahasiswa yang langsung hidup dalam situasi yang penuh kesulitan itu. Maka wajar bila muncul ketidakpuasaan mahasiswa yang tetap meluas,’’ kata Chudry.
Bagaimana soal unjuk rasa yang menolak makan bergizi siwa sekolah? Chudry mengatalan mahasiswa pasti tahu program itu sebenanrya bagus. Namun saat ini efek buruknya malah meluas di mana terjadi pemotongan dana program pembangunan.
‘’Program makan bergizi gatis untuk siswa sekolah itu baik. Tapi setelah dilakukan selama 100 hari masa awal pemerintahan Prabowo efeknya ternyata malah memburuk. Malah terasa akibat program itu membuat susah rakyat saja yang banyak kehilangan pekerjaan dan susah mendapat bahan makanan karena harga-hara semakin menaik. Situasi rumit ini semakin bertambah dengan situasi menjelang Ramadhan yang lazimnya harga-harga bahan pokok selalu naik. Jadi wajar bila mahasiswa kini ramai bersmonstrasi,’’ tandas Prof Chudry Sitompul. (DJP)