Daily News | Jakarta – Tokoh perubahan Anies Baswedan kembali hadir di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta untuk memberi materi kepemimpinan dalam rangkaian Pesona Ta’aruf 2025, acara orientasi mahasiswa baru. Kehadirannya yang tidak diumumkan sebelumnya menjadi kejutan bagi lebih dari 5.000 mahasiswa baru yang memadati Auditorium UII pada Rabu, 3 September 2025.
Didampingi Rektor UII, Fathul Wahid, dan Wakil Rektor III, Rohidin, Anies disambut riuh tepuk tangan. Ia menuturkan bahwa setiap kali kembali ke UII, dirinya merasa seperti pulang ke rumah, mengingat ayahnya pernah menjadi dosen di kampus ini dan dimakamkan di pemakaman UII.
Dalam paparannya, Anies menekankan bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, melainkan soal diikuti secara sukarela oleh orang lain. Ia mengibaratkan pemimpin seperti imam salat yang baru sah disebut pemimpin ketika ada makmum yang mengikutinya. “Kepercayaan lahir dari kompetensi, integritas, dan kedekatan, sementara kepentingan pribadi justru menggerusnya,” tegasnya.
Anies juga menyinggung persoalan bangsa yang masih berlangsung, seperti ketimpangan dan korupsi, yang harus dituntaskan agar tidak berulang. Ia mendorong mahasiswa untuk aktif mengasah kepemimpinan, baik di kelas maupun di luar kelas, melalui pengalaman berorganisasi. “Manfaatkan masa kuliah untuk membangun kompetensi, jejaring, dan integritas. Kuasai teknologi digital, jadikan AI sebagai asisten belajar, serta lengkapi diri dengan bahasa internasional agar siap berkarya di panggung global,” pesannya.
Rohidin menjelaskan alasan UII menghadirkan Anies sebagai pembicara: rekam jejaknya yang lengkap, dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hingga Gubernur DKI Jakarta, menunjukkan kepemimpinan yang teruji. “Beliau tidak hanya paham teori, tetapi juga praktik. Selain itu, bersih dan berintegritas, itulah mengapa kami memilih beliau,” ujarnya.
Menurut Rohidin, Anies menekankan pentingnya amanah dan tindakan nyata. Ia juga mengingatkan mahasiswa bahwa soft skill—seperti jejaring, relasi, dan diskusi—sama pentingnya dengan hard skill. Anies bahkan memberi analogi 24 SKS kuliah, dengan 18 SKS di dalam kelas dan 6 SKS di luar kelas melalui organisasi atau aktivitas sosial.
Ketua panitia Pesona Ta’aruf, Iqbal Alif, menyebut kehadiran Anies memberi semangat baru. “Materi tentang karakter pemimpin dan peran mahasiswa sebagai calon pemimpin sangat relevan. Kehadirannya menjadi momen paling berkesan bagi peserta tahun ini,” katanya.
Pesan kepemimpinan dan integritas yang disampaikan Anies diyakini akan menjadi inspirasi bagi mahasiswa baru UII dalam menapaki perjalanan akademik maupun kehidupan berorganisasi. (EJP)