Daily News | Jakarta – Forum Tanah Air (FTA) menggelar aksi protes di Victoria Park, Sydney, pada akhir pekan lalu. Aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas mahasiswa dan diaspora Indonesia di luar negeri terhadap situasi politik dan sosial yang terjadi di tanah air.
Ketua Umum FTA, Tata Kesantra, menyampaikan bahwa kondisi Indonesia dalam beberapa minggu terakhir bukan hanya mengguncang masyarakat dalam negeri, tetapi juga menjadi sorotan dunia internasional.
“Mata dunia saat ini tertuju ke Indonesia. Kekacauan yang terjadi dipicu oleh akumulasi kekecewaan rakyat selama satu dekade terakhir. Demokrasi gagal, kepercayaan rakyat terhadap legislatif dan eksekutif hancur,” ujar Tata Kesantra saat dihubungi KBA News, Senin, 8 September 2025.
Menurut Tata, mahasiswa dan diaspora Indonesia di berbagai negara turut menyuarakan protes karena melihat ketidakadilan yang semakin membesar. Jurang antara rakyat dan elit politik maupun ekonomi kian melebar, sementara empati penguasa terhadap rakyat semakin hilang.
“Rakyat terus menjadi objek para oligarki politik dan ekonomi. Insiden yang merenggut nyawa anak bangsa menjadi bukti mahalnya harga perjuangan,” tegas Tata.
Ia menambahkan, diaspora yang kini menempuh studi dan bekerja di luar negeri bukan sekadar #KaburAjaDulu, melainkan tetap menjaga kecintaan pada Tanah Air.
“Mereka tidak rela jika bangsa dan negara dicabik-cabik oleh para pengkhianat, pemburu rente, dan penghisap sumber daya alam negeri. Jika yang di luar negeri saja peduli, seharusnya yang di dalam negeri jauh lebih cinta dan lebih kritis terhadap kondisi ini,” imbuhnya.
Pria yang berdomosili di Amerika Serikat ini mengungkapkan, aksi solidaritas diaspora Indonesia tidak hanya berlangsung di Sydney. Gelombang protes serupa juga muncul di New York (AS), Melbourne (Australia), dan sejumlah kota di Jerman.
FTA memperkirakan, aksi protes mahasiswa Indonesia di luar negeri akan terus bergema seiring dengan gerakan masyarakat dalam negeri. “Terima kasih atas kepeduliannya. Kita akan terus berjuang bersama untuk negeri tercinta, walaupun terbentang jarak yang jauh,” kata Tata. (kba)