Daily News | Jakarta – Tokoh perubahan Anies Baswedan meluncurkan buku berjudul Leadership XYZ: 3 Generasi Bicara Hidup dan Kepemimpinan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025). Buku setebal 300 halaman berwarna hijau dengan ilustrasi tangga ini ditulis oleh tiga mantan ketua OSIS dari tiga generasi: Anies Baswedan (Generasi X), Dedi Wijaya (Generasi Y), dan Sarah Ardiwinata (Generasi Z).
Dalam sambutannya, Anies menyebut kolaborasi lintas generasi ini sebagai upaya menghidupkan kembali cita-cita kebangsaan melalui refleksi kepemimpinan.
“Kami berkolaborasi dalam buku lintas generasi ini dengan harapan bisa ikut berkontribusi sekecil apa pun dalam mengembalikan cita-cita agar perjalanan negeri ini terus berjalan dengan latar belakang beragam,” ujarnya.
Buku Leadership XYZ memotret dinamika kepemimpinan dari tiga zaman berbeda — dari pengalaman pribadi, nilai perjuangan, hingga perenungan spiritual — yang dirangkai dalam tiga bab utama: memimpin diri sendiri, memimpin orang lain, dan memimpin lintas generasi.
“Kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, tetapi bagaimana setiap generasi dapat saling menyalakan,” tegas Anies.
Tiga suara, satu tujuan
Sebagai tokoh nasional dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies mewakili generasi X dengan refleksi kepemimpinan kolaboratif dan visi humanis. Dedi Wijaya, konsultan organisasi dan penggerak pembangunan kota, menyumbangkan perspektif generasi Y yang menjembatani idealisme dan realitas. Sementara Sarah Ardiwinata, sarjana hukum kelahiran 1999, membawa suara segar generasi Z dengan gaya narasi reflektif dan kritis.
Buku ini juga menyisipkan kutipan inspiratif:
“Jangan serahkan kemudi hidup kita pada orang lain, pada luka-luka, atau pada ekspektasi sosial yang tak berujung. Jadilah nakhoda bagi kapal kita sendiri.”
Simbol Lintas Generasi dan Kolaborasi
Anies menilai kepemimpinan lintas generasi ibarat pohon kehidupan:
“Generasi X menanam akar, Y menumbuhkan batang, dan Z menghadirkan cabang serta buahnya. Tugas kita adalah memastikan semuanya tumbuh dalam satu kesatuan yang memberi manfaat,” jelasnya.
Menurutnya, pemimpin sejati bukan yang berjalan sendirian, melainkan yang mampu menyalakan cahaya agar banyak orang bergerak bersama menuju perubahan.
Usai acara, ratusan anak muda mengantre meminta tanda tangan Anies di halaman depan buku mereka. Banyak yang mengaku terinspirasi oleh gagasan lintas generasi dalam Leadership XYZ.
“Ini bacaan segar bagi anak muda untuk belajar kepemimpinan dari tiga perspektif berbeda,” kata Arian Handika Saputra, peserta asal Cibubur.
Peluncuran buku ini bukan hanya momentum literasi, tetapi juga simbol dialog antar generasi untuk menumbuhkan kepemimpinan yang inklusif, reflektif, dan berkelanjutan bagi masa depan bangsa. (EJP)