Daily News Indonesia
Minggu, Oktober 19, 2025
  • Home
  • News
    • All
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Internasional
    • Megapolitan
    • Politics
    • Science
    Orasi ilmiah Anies di Unpad: demokrasi kita sedang diuji

    Orasi ilmiah Anies di Unpad: demokrasi kita sedang diuji

    Said Didu: Purbaya Janjikan Harapan, berikan dia waktu untuk mewujudkannya

    Said Didu: Purbaya Janjikan Harapan, berikan dia waktu untuk mewujudkannya

    Reformasi Polri perlu ketika polri sudah merambah ke wilayah politik

    Reformasi Polri perlu ketika polri sudah merambah ke wilayah politik

    Setelah KPU tunjukkan ijazah Jokowi, kepalsuannya makin terang

    Setelah KPU tunjukkan ijazah Jokowi, kepalsuannya makin terang

    DPR seyogianya belajar dari peristiwa rusuh Agustus 2025

    DPR seyogianya belajar dari peristiwa rusuh Agustus 2025

    TGUPP di zaman gubernur Anies berwajah meritokrasi dan profesionalisme

    TGUPP di zaman gubernur Anies berwajah meritokrasi dan profesionalisme

    Trending Tags

    • Trump Inauguration
    • United Stated
    • White House
    • Market Stories
    • Election Results
  • Tech
    • All
    • Apps
    Jawaban obyektif AI jika ditanya apakah Jokowi presiden terburuk di dunia

    Jawaban obyektif AI jika ditanya apakah Jokowi presiden terburuk di dunia

    Petra Christian University raih marketplace berbasis AI terbaik di Asia

    Petra Christian University raih marketplace berbasis AI terbaik di Asia

    Trending Tags

    • Nintendo Switch
    • CES 2017
    • Playstation 4 Pro
    • Mark Zuckerberg
  • Lifestyle
    • All
    • Budaya
    • Health
    • Travel
    Berlebaran gaya Betawi: Habib, Mudik, Milir, hingga ngejot

    Berlebaran gaya Betawi: Habib, Mudik, Milir, hingga ngejot

    Restoran Kanibal: Menu Daging Manusia

    Restoran Kanibal: Menu Daging Manusia

    Restoran Kanibal Menyuguhkan Daging Manusia Itu Memang Ada!

    Restoran Kanibal Menyuguhkan Daging Manusia Itu Memang Ada!

    Ini Khasiat Jahe Merah dan Pinang Muda untuk Vitalitas Pria

    Ini Khasiat Jahe Merah dan Pinang Muda untuk Vitalitas Pria

    Kearifan Lokal dan Budaya Masa Silam yang Hampir Punah

    Kearifan Lokal dan Budaya Masa Silam yang Hampir Punah

    Lebih Akrab dengan Pengobatan Kepret Ala Sinshe Awi Bagian I

    Lebih Akrab dengan Pengobatan Kepret “Ala” Sinshe Awi (Bagian I)

    Trending Tags

    • Golden Globes
    • Game of Thrones
    • MotoGP 2017
    • eSports
    • Fashion Week
  • Kolom
  • Entertainment
    • All
    • Movie
    • Sports
    Timnas Garuda menuju piala dunia 2026

    Timnas Garuda menuju piala dunia 2026

    Islamofobia ala Bollywood:  akankah menular ke Indonesia?

    Islamofobia ala Bollywood: akankah menular ke Indonesia?

  • DNI TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • All
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Internasional
    • Megapolitan
    • Politics
    • Science
    Orasi ilmiah Anies di Unpad: demokrasi kita sedang diuji

    Orasi ilmiah Anies di Unpad: demokrasi kita sedang diuji

    Said Didu: Purbaya Janjikan Harapan, berikan dia waktu untuk mewujudkannya

    Said Didu: Purbaya Janjikan Harapan, berikan dia waktu untuk mewujudkannya

    Reformasi Polri perlu ketika polri sudah merambah ke wilayah politik

    Reformasi Polri perlu ketika polri sudah merambah ke wilayah politik

    Setelah KPU tunjukkan ijazah Jokowi, kepalsuannya makin terang

    Setelah KPU tunjukkan ijazah Jokowi, kepalsuannya makin terang

    DPR seyogianya belajar dari peristiwa rusuh Agustus 2025

    DPR seyogianya belajar dari peristiwa rusuh Agustus 2025

    TGUPP di zaman gubernur Anies berwajah meritokrasi dan profesionalisme

    TGUPP di zaman gubernur Anies berwajah meritokrasi dan profesionalisme

    Trending Tags

    • Trump Inauguration
    • United Stated
    • White House
    • Market Stories
    • Election Results
  • Tech
    • All
    • Apps
    Jawaban obyektif AI jika ditanya apakah Jokowi presiden terburuk di dunia

    Jawaban obyektif AI jika ditanya apakah Jokowi presiden terburuk di dunia

    Petra Christian University raih marketplace berbasis AI terbaik di Asia

    Petra Christian University raih marketplace berbasis AI terbaik di Asia

    Trending Tags

    • Nintendo Switch
    • CES 2017
    • Playstation 4 Pro
    • Mark Zuckerberg
  • Lifestyle
    • All
    • Budaya
    • Health
    • Travel
    Berlebaran gaya Betawi: Habib, Mudik, Milir, hingga ngejot

    Berlebaran gaya Betawi: Habib, Mudik, Milir, hingga ngejot

    Restoran Kanibal: Menu Daging Manusia

    Restoran Kanibal: Menu Daging Manusia

    Restoran Kanibal Menyuguhkan Daging Manusia Itu Memang Ada!

    Restoran Kanibal Menyuguhkan Daging Manusia Itu Memang Ada!

    Ini Khasiat Jahe Merah dan Pinang Muda untuk Vitalitas Pria

    Ini Khasiat Jahe Merah dan Pinang Muda untuk Vitalitas Pria

    Kearifan Lokal dan Budaya Masa Silam yang Hampir Punah

    Kearifan Lokal dan Budaya Masa Silam yang Hampir Punah

    Lebih Akrab dengan Pengobatan Kepret Ala Sinshe Awi Bagian I

    Lebih Akrab dengan Pengobatan Kepret “Ala” Sinshe Awi (Bagian I)

    Trending Tags

    • Golden Globes
    • Game of Thrones
    • MotoGP 2017
    • eSports
    • Fashion Week
  • Kolom
  • Entertainment
    • All
    • Movie
    • Sports
    Timnas Garuda menuju piala dunia 2026

    Timnas Garuda menuju piala dunia 2026

    Islamofobia ala Bollywood:  akankah menular ke Indonesia?

    Islamofobia ala Bollywood: akankah menular ke Indonesia?

  • DNI TV
No Result
View All Result
Daily News Indonesia
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Mengapa sistem kekuasaan selalu hadirkan wajah pecundang dan orang dungu?

19 Oktober 2025
in Uncategorized
0
Mengapa sistem kekuasaan selalu hadirkan wajah pecundang dan orang dungu?

Daily News | Jakarta – Para pecundang itu biasanya berasal dari mereka yang kecewa karena kebagian jabatan, raluat asli tak pernah menjadi pecundang. Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah para pecundang sengaja dipasang kekuasaan dalam jabatan-jabatan tertentu. Ini yang mengerikan. Hal ini selalu terjadi untuk setiap rezim kekuasaan.

Begitulah, guru Besar Sosiologi Sastra FIB UGM, Prof Dr Aprinus Salam M Hum, mengingatkan bila kekuasaan itu membutuhkan para pecundang, orang dungu tak tahu diri. Kehadiran para pecundang tersebut dalam rangka memanfaatkan dan dimanfaatkan untuk mengacaukan logika, normativitas, moral, dan pengalihan-pengalihan isu secara insidental.

RelatedPosts

Anies: hingga akhir hayat, Fikri konsisten sebagai penggerak

Charles Chandra Bacakan Nota Pembelaan Dugaan Pemalsuan Sertifikat PIK 2

Mahfud MD: pengaruh Jokowi di dunia politik sudah luntur

“Kekuasaan di sini maksudnya sistem besar yang mengatur kehidupan bernegara dan berbangsa. Pemosisian menjadi pecundang terstrukturasi oleh sistem tersebut. Jadi, bisa sebagai jabatan tertinggi dan semua unsur di bawahnya. Banyak pecundang yang bisa memanipulasi sistem dan struktur tersebut,’’ kata Aprinus kepada KBA News, Rabu siang, 15 Oktober 2025.

Sebenarnya, siapa pun bisa jadi pecundang jika memenuhi kriteria berikut. Biasanya, para pecundang tidak benar-benar dungu. Ia menjadi dungu karena dia tidak tahu bahwa dia sedang berperan sebagai pecundang. Dia bisa ngomong asal-asalan, tidak punya malu, tidak punya harga diri, dan penyerakah yang siap menjilat.

Kemungkinan lainnya, mereka bisa akting berlagak pintar, sering pamer dengan segudang prestasi palsu. Tentu, awalnya, kekuasaan lebih suka jika para pecundang itu hadir dari masyarakat, atau katakanlah atas nama rakyat. Namun, jika si pecundang mulai mengganggu wibawa kekuasaan, maka dengan mudah disikat.

“Para pecundang “dari masyarakat” tersebut biasanya berasal dari mereka yang kecewa, mereka yang tidak (sudah tidak) kebagian jabatan, atau mereka yang nafsunya masih besar ingin menjadi pahlawan. Rakyat asli, tidak akan menjadi pecundang,’’ ujarnnya.

Kalau dalam perdebatan publik para pecundang itu terlihat kalah, maka orang itu pelan-pelan akan dilepas, dan kekuasaan akan mencari pecundang lain. Tapi, yang jelas masyarakat sudah terkecoh, sudah terkuras energinya membicarakan perilaku para pecundang, yang sebenarnya ada di antara mereka sendiri.

Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah para pecundang sengaja dipasang kekuasaan dalam jabatan-jabatan tertentu. Ini yang mengerikan. Hal ini selalu terjadi untuk setiap rezim kekuasaan.

“Saya tidak bisa menyebut nama karena itu tidak etis. Namun, jika kita melihat para pejabat di negeri ini, akan terlihat kepecundangannya, dan mereka tidak tahu bahwa semua perilaku politiknya memenuhi kriteria untuk disebut pecundang,’’ ujarnya lagi.

Apa tanda-tanda atau indikasi dari kelompok pecundang itu? Aprinus mengatakan terdapat beberapa ciri. Pertama, mereka yang bergaya sok sibuk, wira-wiri memperlihatkan kemewahan, dengan rombongan yang besar, dan tentu tukang foto dan humas. Padahal, yang mereka lakukan tidak lebih dari seremonial itu sendiri. Sebab, yang bekerja sebenarnya tetap rakyat.

Kedua, mereka yang banyak omong. “Tapi kita bisa menguji, tidak ada omongannya yang penting dan bermanfaat bagi masyarakat. Biasanya mereka sengaja dipasang justru untuk lucu-lucuan yang tidak lucu. Pecundang ini sengaja dipasang agar, jika ada perdebatan, justru tidak masuk ke substansi masalah.”

Ketiga, mereka yang tersandera oleh kejahatan dan kecurangan di masa lalunya. Inilah pecundang sejati. Kekuasaan tahu, mereka yang dalam posisi itu justru sangat lemah dan rentan. Mereka akan mengabdi secara mutlak dan memegang jabatan sepenuh nafsu keserakahan.

Dalam perjalanan dan terselenggaranya kekuasaan, bos-bos besar (baik yang muncul di depan maupun yang di belakang layar) akan selalu memantau permainan kekuasaan para pecundang tersebut.

Imbasnya, jika situasi membuat risih, maka kekuasaan akan membeli-beli waktu dengan berbagai tipuan naratif apakah para pecundang tersebut akan diselamatkan atau dibuang. “Ini pun sudah terjadi. Akan ada skenario baru lagi dalam berbagi bentuk plot yang manipulatif dan tentu juga sangat politis.”

“Namun, yang penting, ketika para pecundang tersebut sedang memerankan keaktorannya, sambil membeli-beli waktu, terbukti kekuasaan terus berjalan. Kita terjebak di dalamnya. Bahkan, untuk memperbaiknya pun sangat sulit. Begitu kuatnya sistem kekuasaan para pecundang tersebut,’’ tandas Prof Dr Aprinus Salam. (EJP)

Tags: guru Besar Sosiologi Sastra FIB UGMorang dunguProf Dr Aprinus Salam M Humsistem kekuasaan
SendShareTweet

Related Posts

Anies: hingga akhir hayat, Fikri konsisten sebagai penggerak
Uncategorized

Anies: hingga akhir hayat, Fikri konsisten sebagai penggerak

5 September 2025
Charles Chandra Bacakan Nota Pembelaan Dugaan Pemalsuan Sertifikat PIK 2
Uncategorized

Charles Chandra Bacakan Nota Pembelaan Dugaan Pemalsuan Sertifikat PIK 2

17 Agustus 2025
Mahfud MD: pengaruh Jokowi di dunia politik sudah luntur
Uncategorized

Mahfud MD: pengaruh Jokowi di dunia politik sudah luntur

29 Desember 2024
Matahari kembar: ada kabinet dalam kabinet Prabowo?
Uncategorized

Matahari kembar: ada kabinet dalam kabinet Prabowo?

28 Desember 2024
Diaspora New York: Anies sosok yang memiliki wawasan global
Uncategorized

Diaspora New York: Anies sosok yang memiliki wawasan global

18 Oktober 2024
Menggempur Istana: Benarkah Pacar Pilot AU itu Direbut Soekarno
Uncategorized

Menggempur Istana: Benarkah Pacar Pilot AU itu Direbut Soekarno?

2 September 2024
Next Post
Rekrut kembali pegawai yang dipecat Firli, KPK perlu pulihkan integritasnya

Rekrut kembali pegawai yang dipecat Firli, KPK perlu pulihkan integritasnya

Orasi ilmiah Anies di Unpad: demokrasi kita sedang diuji
Megapolitan

Orasi ilmiah Anies di Unpad: demokrasi kita sedang diuji

19 Oktober 2025
0

Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan menyampaikan orasi ilmiah dengan tema ‘Membangun Sinergitas Kolaborasi yang Inklusif

Read more
Said Didu: Purbaya Janjikan Harapan, berikan dia waktu untuk mewujudkannya

Said Didu: Purbaya Janjikan Harapan, berikan dia waktu untuk mewujudkannya

19 Oktober 2025
Reformasi Polri perlu ketika polri sudah merambah ke wilayah politik

Reformasi Polri perlu ketika polri sudah merambah ke wilayah politik

19 Oktober 2025
Setelah KPU tunjukkan ijazah Jokowi, kepalsuannya makin terang

Setelah KPU tunjukkan ijazah Jokowi, kepalsuannya makin terang

19 Oktober 2025
DPR seyogianya belajar dari peristiwa rusuh Agustus 2025

DPR seyogianya belajar dari peristiwa rusuh Agustus 2025

19 Oktober 2025
Orasi ilmiah Anies di Unpad: demokrasi kita sedang diuji
Megapolitan

Orasi ilmiah Anies di Unpad: demokrasi kita sedang diuji

19 Oktober 2025
0

Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan menyampaikan orasi ilmiah dengan tema ‘Membangun Sinergitas Kolaborasi yang Inklusif

Read more
Said Didu: Purbaya Janjikan Harapan, berikan dia waktu untuk mewujudkannya

Said Didu: Purbaya Janjikan Harapan, berikan dia waktu untuk mewujudkannya

19 Oktober 2025
Reformasi Polri perlu ketika polri sudah merambah ke wilayah politik

Reformasi Polri perlu ketika polri sudah merambah ke wilayah politik

19 Oktober 2025
Setelah KPU tunjukkan ijazah Jokowi, kepalsuannya makin terang

Setelah KPU tunjukkan ijazah Jokowi, kepalsuannya makin terang

19 Oktober 2025
DPR seyogianya belajar dari peristiwa rusuh Agustus 2025

DPR seyogianya belajar dari peristiwa rusuh Agustus 2025

19 Oktober 2025
Daily News Indonesia

Sepekan - Samari - Sam Traveler

Navigate Site

  • Home
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Info Iklan
  • Indeks
  • KBA News

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Tech
  • Lifestyle
  • Kolom
  • Entertainment
  • DNI TV

Sepekan - Samari - Sam Traveler