Daily News | Jakarta – Ekonom Salamuddin Daeng menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak bisa membuat pertumbuhan ekonomi meningkat. Penyebabnya karena pemerintah kurang memperhatikan dan bahkan tidak melibatkan oara pedagang kaki lima (PKL), petani, dan juga industri pangan.
Dia mengatakan, program MBG harus dibarengi dengan perhatian khusus terhadap sektor pertanian dan industri pangan. Dengan begitu, program ini bisa lebih menguntungkan bagi para pedagang, petani, dan juga pengusaha-pengusaha pangan yang lain.
“Program ini tidak akan menambah kapasitas ekonomi apapun, tidak menambah pertumbuhan ekonomi sedikitpun, tidak akan menambah pergerakan ekonomi, jikalau tidak linked dengan perkembangan pertanian dalam arti luas dan industri pangan,” kata Daeng kepada KBA News, Sabtu, 15 Februari 2025.
Program MBG harus mampu berdampak secara signifikan terhadap stabilitas ekonomi di Indonesia. Program ini juga harus bisa memajukan serta meningkatkan produksi pertanian dan peternakan di Tanah Air.
Dengan begitu, program ini bisa membantu pertumbuhan ekonomi menjadi lebih maksimal. Oleh karenanya, Daeng meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak menggunakan hitung-hitungan es teh dalam mewujudkan program MBG ini.
“Makan bergizi gratis harus memberikan rangsangan yang besar bagi masyarakat untuk memajukan, meningkatkan produksi pertanian, peternakan, perikanan nasional dan peningkatan industri makanan yang mendukungnya,” jelas Daeng.
“Jangan dihitung setelah jadi bahan pangan lalu ada berapa orang memasak, membagi makanan, atau istilah dia seperti hajatan. Itu cara menghitung yang salah. Cara menghitung semacam itu bersifat instan,” lanjutnya.
Daeng juga meminta agar pemerintah bisa lebih bijak dalam menentukan anggaran untuk program ini. Seharusnya, program yang baik bisa memberikan dampak keuntungan yang positif bagi masyarakat dan negara.
“Jadi makan bergizi gratis jangan dihitung seperti menghitung orang hajatan. Karena itu seperti es teh. Yakni es batu di dalam teh. Teh ibarat ekonomi, es batu ibarat makan bergizi gratis, sama sekali tidak menambah skala ekonomi. Es batu di dalam teh tidak akan membuat es teh nya meluber,” pungkasnya. (EJP)