Daily News | Jakarta – “Harapan kita, apa yang dilakukan Purbaya itu dalam waktu dekat akan memberikan hasil yang baik bagi rakyat. Kita juga berharap Presiden mendukung penuh kebijakan Menkeu. Sebab, kalau tidak, bisa saja apa yang dilakukannya hanya semu dan fatamorgana belaka.”
Maka menteri keuangan Purbaya Yudha Sadewa yang baru bekerja kurang dari dua bulan mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari rakyat banyak. Kinerjanya tidak saja berbeda dari menteri lain yang cenderung bermain aman dan menjilat Presiden, dia tampil percaya diri dengan segenap data dan kebijakan yang dia yakini akan berpihak ke rakyat banyak, sebagai pemegang kedaulatan sah di republik ini.
Pegiat politik yang juga Eksponen Angkatan Reformasi 98 Guntur Siregar menyatakan hal itu kepada KBA News, Sabtu, 25 Oktober 2025, menyikapi tindak tanduk Purbaya yang berbeda dari menteri yang lain. DIa lugas dan tenang dalam menjelaskkan kebijakan ekonominya yang memihak rakyat. Dia menolak utang Kereta Cepat Whoosh ditalangi oleh dana APBN yang membuat dia bersilisih paham dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan.
Dia juga ribut dengan para Gubernur dan Kepala Daerah yang cenderung memasukkan dana dari Pusat ke dalam rekening di Bank. Dia menolak permintaan Luhut agar proyeknya Family Office dibiayai oleh APBN. Dia pun mengecam para menteri lain yang dianggapi lambat merealisasikan proyek yang mereka buat yang berakibat dana yang dianggarkan tidak tercairkan sepenuhnya.
Para menteri pun bersikap dingin kepadanya. Terlihat dalam rapat-rapat kabinet dia dicuekin, tidak diajak berbicara. Dalam sebuah tayangan video, terlihat beberapa Menko, seperti Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan dan Agus Harimurti Yudhoyono melecehkan Purbaya. Mereka hanya foto-foto saja, sedangkan masalah yan berkembang silakan tanya ke Menteri Keuangan.
Menurut Guntur, nasib Purbaya tergantung sepenuhnya kepada Preside Prabowo. Dia sepenuhnya mengandalkan keahlian sebagai seorang yang ahli dalam bidang moneter dan fiskal. Tidak seperti kebanyakan menteri yang berasal dan mendapat perlindungan partai, Purbaya bukan orang partai yang tentunya dia tidak tekena noda tingkah-laku partai yang cenderung hanya memikirkan diri sendiri daripada memikirkan rakyat.
“Menurut saya, Purbaya adalah seorang yang istimewa. Di saat rakyat butuh hiburan seorang “pemimpin yang tegas’ dia muncul tanpa diduga. Orang kurang mengenalnya walaupun sebelumnya dia adalah Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tugas pokoknya adalah menjamin simpanan nasabah di Bank dan melaksanakan resolusi bank gagal. LPS sendiri tidak banyak dikenal rakyat, karena itu ketika Presiden Prabowo mengangkat dia menjadi Menkeu pengganti Sri Muyani, orang banyak bertanya siapa sosok Purbaya.
Langsung tarik perhatian
Namun, segera setelah mentas dia langsung menarik perhatian. Dia mengalahkan reputasi Sri Mulyadi yang sudah dicapainya selama 20 tahun sebagai Menteri Keuangan. Coba bayangkan, kata Guntur, baru buat gebrakan soal hutang whoosh yang membebani APBN saja sudah hampir dua minggu ini beritanya tidak putus di media massa dan sosial.
“Saya belum bisa menilainya dalam waktu yang sangat singkat itu. Kita tunggu saja kinerjanya setelah satu tahun kerjanya sebagai menteri keuangan. Nanti akan terlihat dan baru teruji apakah konsisten dengan sikapnya. Sebab jangan sampai kita khawatirkan hanya ribut-ribut sebagai pergantian pemain saja dari Sri Mulyani yang sudah banyak cacatnya dengan pemain baru,” katanya.
Makanya kita tidak boleh buru-buru mengatakan ini sudah bagus. Ini semua, tambahnya, terjadi akibat 10 tahun rezim Jokowi berkuasa tidak ada sosok menteri seperti Purbaya yang berani ambil posisi tegas terhadap kemaslahatan rakyat banyak. Bisa bayangkan jikaa ada 10 orang menteri seperti Purbaya, maka Presiden Prabowo dapat applus dari rakyat indonesia.
Berbeda jauh dengan era rezim Jokowi yang semua menterinya membebek dan menjilat dengan prinsip ‘asal bapak senang’. Karena Jokowi pada periode kedua tahun 2019 menerapkan tidak ada visi misi menteri tapi ada hanyalah progam presiden Jokowi. Sehingga menterinya tidak ada inovasi baru membuat kebijakan buat rakyat senang.
“Harapan kita, apa yang dilakukan Purbaya itu dalam waktu dekat akan memberikan hasil yang baik bagi rakyat. Kita juga berharap Presiden mendukung penuh kebijakan Menkeu. Sebab, kalau tidak, bisa saja apa yang dilakukannya hanya semu dan fatamorgana belaka,” demikian Guntur Siregar. (DJP)




























