Daily News | Jakarta – Setiap kali masuki masa puncak haji jumlah jamaah yang sakit dan wafat selalu meningkat. Untuk itu bagi para calon jamaah haji untuk mendatang perlu siapkan mental dan kebugaran fisik dengan baik.
Maka, petugas haji 2025, Ahmad Toha Al Mansyur, mengatakan sampai menjelang akhir masa puncak ibadah haji semua rangkaian ibadah telah berjalan dengan lancar. Namun ada hal yang bisa dipetik sebagai hikmah, terutama bagi para jamaah haji tahun mendatang, adalah persiapkan fisik dan mental ketika hendak mengikuti ritual wukuf, mabit, dan melempar jumrah yang rangkaian ibadah ini berada di kawasab Arafah, Mudzalifah, dan Mina.
“Alhamdulliah, sampai saat ini para jamaah dapat leluasa mengikuti rangkaian ibadah di masa puncak haji. Hikmahnya bagi kami sangat banyak bagi sisi spiritual. Namun yang paling penting bagi jamaah haji tahun berikutnya, kami sarankan mulai sekarang persiapkan kesehatan badan dan mentak secara baik. Harus diakui ibadah dia masa puncak haji menguras tenaga, “ kata Toha kepada KBA News dari kawasan Mina, Makkah, Ahad dini hari, 8 Juni 2025.
Toha mengatakan menyiapkan kesehatan tersebut, menjadi sangat penting dan bahkan sangat penting terutama bagi jamaah haji lanjut usia atau masuk dalam kategori jamaah Risti (Risiko Tinggi). Cuaca yang panas dan suasana kerumunan yang sangat padat menjadi tantangan utamanya.
‘’Bila dari data Kementerian agama pada tahun-tahun sebelumnya, setelah mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Mudzalifah, dan Mina lazimnya banyak jamaah yang sakit. Tenaga mereka terkuras. Namun, sisi yang membuat bahagianya pun juga tak kalah membahagiakan, yakni setelah rangkaian ibadah yang diakhiri denga tawaf dan tahalul, nantinya mereka syah menyandang status seorang haji dan hajjah. Jadi pasti akan melegakan rasanya,’’ tegas Toha kembali.
Menurutnya, ada hal yang penting diperhatikan bagi para jamaah yang pada tahun-tahun berikutnya melakukan ibadah haji. Jadi harap dipahami bahwa suasana di kawasan Arafah, Mudzailfah, dan Mina kadang tidak sesuai dengan seusai apa yang dibayangkan ketika jamaah belum mengalaminya secara langsung. Ini misalnya kesan atau anggapan bahwa kala itu kawasan Makkah akan terdengar suara takbir di mana-mana dengan keras sepeti memakai pengeras suara layaknya malam takbiran di lebaran Indonesia.
‘’Kala itu tidak terdengar suara takbir yang membahana. Jamaah hanya bertakbir di dalam tenda dan dijalan-jalan secara pribadi serta dalam rombongan. Yang terdengar membahana di kawasan Mina justru suara sirene yang bergema selama 24 jam penuh. Sirene itu berasal dari bermacam-macam kendaraan dari mobil ambulans, mobil pemadan kebakaran, mobil angkutan air, dan sebagainya. Suasa Mina begitu hiruk pikuk dan padat sekali. Jadi memang jamaah harus menyiapkan mental dan kesehatan dengan baik,’’ ujarnya.
Jamaah sakit dan wafat meningkat
Seperti dilansir dari berbagai media, semenjak memasuki masa puncak pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M, jumlah jamaah haji yang sakit dan wafat memang meningkat. Hal ini memang fenomena yang selalu terjadi di setiap tahun. Bila dilihat dalam grafik, maka semenjak memasuki puncak haji kurva jamaah haji yang sakit dan wafat selalu tergambar naik secara drastis.
Menurut data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang diakses pada Kamis (5/6/2025), sejak 3 Mei hingga 4 Juni 2025 atau hari ke-35 operasional haji tahun ini, tercatat sebanyak 150 jamaah haji Indonesia meninggal dunia, baik di Madinah maupun Makkah.
Selama 35 hari pelaksanaan rangkaian ibadah haji, jumlah jamaah yang meninggal terbanyak terjadi pada hari ke-27 (28 Mei 2025) sebanyak 13 orang. Hari berikutnya, yaitu hari ke-28 (29 Mei 2025) menempati posisi kedua dengan 11 orang, sedangkan posisi ketiga terjadi pada hari ke-34 (4 Juni 2025) sebanyak 10 orang.
Berdasarkan data Siskohat, jumlah kematian tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan angka kematian pada tahun 2024 hingga hari ke-35, tercatat ada 126 jamaah haji yang meninggal dunia. Sepanjang empat tahun tahun terakhir (2022-2025), jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia terbanyak terjadi pada 2023 yaitu sebanyak 183 orang. Sedangkan data berapa jumlah jamaah yang sakit dan wafat masih menunggu kepastiannya setelah masa puncak ibadah haji telah selesai. (EJP)