Daily News | Jakarta – Para pemicu penjarahan itu merupakan orang-orang kriminal yang berasal di berbagai tempat. Orang-orang ini terindikasi sebagai orang yang pernah berurusan dengan soal hukum,
Maka, analis Politik dan Militer UNAS (Universitas Nasional), Selamat Ginting, mengatakan pencarian atau identifikasi aktor penggerak aksi kerusuhan antara tanggal 25-30 Agustus 2025 susah dipastikan. Ini karena kasus kerusuhan yang telah meluas itu terkait dengan kerja operasi intelijen.
‘’Siapa aktor Intelektual di belakang aksi rusuh ini? Jawabnya sulit untuk diidentifikasi karena ini terkait dengan operasi intelijen. Namun, setidaknya paling lima kelompok yang terindikasi berperan pada peristiwa itu. Jadi penggeraknya tidak bisa dilakukan oleh oknum atau kelompok yang tunggal,’’ kata Ginting kepada KBA News, Rabu siang, 3 Agustus 2025.
Menurutnya, kelima kelompok itu adalah: Pertama, kelompok oligarki. Kedua, kelompok elite politik yang merasa terancam dengan adanya rencana pergantian kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto.
‘’Kelompok ketiga, adalah masyarakat sipil. Keempat, kekuatan global yang ikut campur tangan. Lalu kelompok kelima adalah aktor kerusuhan berasal para kaum oportunis bayaran. Selama rentang waktu kerusuhan yang kemudian meluas ke berbagai wilayah di tanah air itu, kelima kelompok bersatu di jalanan. Mereka membentuk koalisi-koalisi secara sementara meski targetnya masing-masing berbeda,’’ tegas Ginting.
Melihat kenyataan bahwa aktor intelektual itu berasal dari beragam orang, kelompok, dan kepentingan menjadi masuk akal bila mereka ini dapat sukar dilacak. Alhasil nantinya yang berwenang memastikannya hanya badan intelijen resmi dari negara.
‘’Maka dalam soal ini menjadi sangat berbahaya bila menyebut oknum tertentu. Ini karena juga dalam beberapa hal harus dilakukan melalui tindakan yang tepat. Hal ini pertama, harus ada tindakan pemisahan untuk memastikan siapa yang menjadi pengunjuk rasa dan siapa yang menjadi perusuh. Ingat awalnya unjuk rasa yang ada itu berlangsung damai dan dilakukan oleh pihak yang jelas, yakni para mahasiswa dan anggota serikat buruh,’’ ujarnya.
Tindakan kedua, harus jelas memastikan siapa itu penyusup yang melakukan koordinasi di tengah aksi demonstrasi. Pasalnya mereka inilah yang merusak aksi demonstrasi dan kemudian memicu massa melakukan perusakan.
Ketiga, memastikan kelompok anarkistis yang terlibat dalam koordinasi aksi kerusuhan. Ini juga penting dilakukan karena kerusuhan baru terjadi setelah terjadinya peristiwa meninggalnya pengemudi ojek online (Ojol). ‘’Kerusuhan kemarin itu sifatnya multidimensi. Tidak dilakukan oleh pihak yang tunggal dan tidak dikendalikan dalam satu sumber kekuatan tertentu saja.”
Lalu bagaimana sebabnya hingga rumah pejabat negara dan anggota DPR sampai di jarah masa? Ginting mengatakan kalau dalam soal itu para pelakunya jelas dilakukan secara terorganisasi. Ini jelas terlihat karena orang-orang yang hendak menjarah telah datang ke rumah tersebut terlebih dahulu. Apalagi sebelum menjarah ada pihak yang menyebarkan alamat dan lokasi rumah para pejabat yang hendak dijadikan saran melalui unggahan di media sosial.
‘’Para pemicu penjarahan itu merupakan orang-orang kriminal yang berasal di berbagai tempat. Orang-orang ini terindikasi sebagai orang yang pernah berurusan dengan soal hukum,’’ tandas Selamat Ginting. (HMP)