Daily News | Jakarta – Korban ledakan yang terjadi saat khutbah Salat Jumat kali ini terdiri 15 siswa dan 5 staf pengajar sekolah. Aparat kepolisian segera datang beberapa saat usai ledakan yang menimbulkan kepulan asap. Mereka kemudian melakukan penyisiran.
Begitu, pengamat intelijen sekaligus dosen di Departemen Antropologi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh Dr Al Chaidar Abdurrahman Puteh, M.Si, ledakan yang terjadi di sebuah masjid di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara jelas merupakan aksi teror. Dan tindakan ini jelas punya maksud atau tujuan.
“Kenapa bom di masjid di Kelapa Gading itu sudah merupakan teror? Jawabnya, setidaknya sudah memenuhi tiga kriteria. Pertama ada jelas pilihan lokasi, Kedua, ada korban yang jatuh. Dan ketiga ada pesan atas simbol yang mereka serang yakni Kompleks TNI Angkatan Laut yang ada di dekatnya, yakni di Kodamar,’’ kata Al Chaidar kepada KBA News, Jumat sore, 7 November 2025.
Menurut AL Chaidar, pengeboman ini diduga kuat dilakukan oleh sekelompok orang yang menganut faham Wahibi Takfiri. Dan ini dapat dimengerti karena kelompok ini berani menyerang masjid karena menganggap masjid yang ada di kompleks instansi negara sebagai masjid ‘diror’. Masjid ini mengajarkan kemusyrikan karena percaya kepada sistem pemerintahan yang mereka anggap kafir.
‘’Jadi saya lihat semua ini terencana dengan baik. Data yang kami punyai menyatakan hal seperti itu. Dan data kami juga sama dengan data jaringan teror yang dipunyai oleh Densus 88. Bahkan rencana menyerang kompleks TNI AL itu sudah hendaknya dilakukan semenjak dahulu, yakni tahun 2020,’’ tegasnya.
Al Chaidar juga menyatakan bila ditelusuri serius, maka pengungkapan kasus ini hanya perlu beberapa hari saja. ’’Bahkan cukup hanya sehari saja sudah bisa diungkap. Ini karena data jaringannya sudah sangat jelas,’’ tandas Al Chaidar.
Seperti diberitakan berbagai media, sekitar 20 orang diperkirakan menjadi korban ledakan di dalam area masjid di area SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Bom meledak sekitar pukul 12.00 WIB atau menjelang shalat Jumat.
Korban ledakan yang terjadi saat khutbah Salat Jumat ini terdiri 15 siswa dan 5 staf pengajar sekolah. Aparat kepolisian segera datang beberapa saat usai ledakan yang menimbulkan kepulan asap. Mereka kemudian melakukan penyisiran.
Pada saat melakukan penyisiran polisi menemukan dua senjata api rakitan model pistol glock dan senapan AK-47 serta bom molotov. Menurut informasi sementara, terduga pelaku bukan merupakan siswa atau sekolah, serta bukan berasal dari masyarakat sekitar.
Para korban yang berjatuhan dan berlumuran darah kemudian dievakuasi dengan lima ambulans ke rumah sakit. Dari foto dan video yang tersebar, tampak sejumlah siswa terluka dan di dalam masjid karpetnya berantakan. Ledakan diduga bersumber dari sound system di lokasi. “Iya benar ada ledakan. Ada informasi dua korban dibawa ke rumah sakit. Ini masih didalami sumber ledakannya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budhi Hermanto pada wartawan, Jumat siang. (HMP)



























