Daily News | Jakarta – Meski Pilpres 2024 sudah berlalu, dukungan terhadap ide dan gagasan Anies Baswedan terus mengalir dari berbagai kalangan, termasuk para intelektual, profesional, hingga kelompok kritis di luar parlemen.
Salah satu dukungan terbaru datang dari Ikatan Alumni Kampus Seluruh Indonesia (IASKI), sebuah organisasi yang dirintis sejak sebelum Pilpres dengan melibatkan alumni puluhan kampus di seluruh negeri. IASKI resmi diluncurkan tiga bulan lalu sebagai wadah untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi dalam mendukung ide-ide perubahan yang diusung Anies Baswedan.
Menurut anggota IASKI perwakilan dari Relawan Anies Gadjah Mada (Relagama), Sulthan Mohd. Nashier, IASKI didirikan untuk mendorong dan mendukung ide-ide perubahan yang sudah digaungkan oleh Anies Baswedan. Salah satu fokus utama mereka adalah menjalin komunikasi intensif dengan para tokoh kritis atau oposisi yang memiliki kesamaan pandangan.
“Kami di IASKI mendukung ide dan gagasan perubahan Anies dan membangun jaringan dengan tokoh-tokoh kritis yang selama ini konsisten mengawal isu-isu publik,” ungkap Sulthan saat dihubungi KBA News, Jumat, 25 Oktober 2024.
Sulthan menyampaikan, kehadiran IASKI berupaya memperkuat suara kritis dari luar parlemen yang dianggap semakin penting di tengah tantangan pembangunan nasional yang kompleks. Pada tanggal 16 November mendatang, IASKI dijadwalkan menggelar acara khusus yang akan menghadirkan sejumlah tokoh kritis seperti Soenarko dan Refly Harun.
Latar Belakang Berdirinya IASKI
IASKI didirikan oleh sejumlah alumni perguruan tinggi yang memiliki latar belakang keragaman kampus dan profesi.
Sulthan mengatakan, para anggota sebelumnya tergabung dalam Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (APTSI). Namun, seiring berjalannya waktu, sebagian dari mereka merasa bahwa gagasan Anies lebih sejalan dengan aspirasi perubahan yang mereka dambakan.
Sehingga, mereka membentuk wadah baru ini untuk menciptakan sinergi yang lebih sesuai dengan visi dan misi perubahan tersebut.
Menurut Sulthan, IASKI bukan hanya berisi akademisi, tetapi juga para profesional dari berbagai bidang yang menambah kekayaan perspektif dalam mendukung kebijakan berbasis perubahan yang dirasa relevan dengan kondisi bangsa saat ini. “Anggota IASKI dari berbagai profesi, termasuk pengusaha, profesional, bahkan aktivis sosial,” ungkapnya.
Sulthan menggarisbawahi bahwa IASKI tidak sekadar mengkritik, tetapi memberikan pandangan konstruktif terhadap kebijakan yang perlu dievaluasi. Menurutnya, kelompok kritis ini dibutuhkan agar kebijakan publik dapat terus ditingkatkan kualitasnya tanpa harus bergantung pada mekanisme formal di parlemen.
“Dengan semakin banyaknya pihak yang peduli, kami optimistis bahwa ide perubahan yang diusung Anies akan semakin mengakar dan menjadi bagian dari pembangunan bangsa,” pungkas Sulthan. (AM)