Daily News | Jakarta – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus memainkan peran yang maksimal sebagai oposisi pada pemerintahan Prabowo-Gibran selama lima tahun ke depan untuk menjaga basis massanya, termasuk untuk menjangkau masyarakat yang kecewa terhadap kinerja penguasa nantinya. Terlebih Anies sendiri pada kampanye Pilpres 2024 kemarin sudah menyampaikan bahwa yang kalah harus menjadi penyeimbang dari luar pemerintahan.
“Anies harus mempertahankan posisi sebagai oposisi. Kalau kemudian melembek, artinya tidak mengkritisi jalannya pemerintahan, ya selesailah,” tegas pengamat politik senior Dr. Musni Umar kepada KBA News Rabu, 9 Oktober 2024.
Apalagi, dia menekankan, pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran ini tidak bakal ada partai politik yang menjadi oposisi. Karena hampir semuanya sudah menyatakan mendukung dan siap bergabung menjadi bagian dari rezim. Bahkan termasuk PDIP, satu-satunya partai yang saat ini belum resmi menyatakan dukungan. “PDIP menurut saya juga akan bergabung,” katanya menekankan.
Dengan ketiadaan partai oposisi, dia melanjutkan, para tokoh intelektual, LSM, kampus harus memainkan peran untuk mengisi kekosongan tersebut. Kekuatan ekstra parlementer harus mengawasi, mengontrol jalannya pemerintahan, termasuk menyuarakan aspirasi rakyat.
“Kalau tidak ada yang mengawasi, maka itu akan terjadi banyak masalah. Korupsi terutama pasti sulit dibendung. Karena kan akan saling menutupi. Karena legislatif sudah pasti pendukung pemerintah. Apalagi kalau yudikatif juga baik hakim, jaksa, polisi juga akan suatu barisan, makin tidak menentu arah bangsa kita ini. Tidak ada pilihan, para akademisi, LSM, para tokoh harus berdiri terus menerus mengkritisi pemerintah,” tegasnya.
Doktor sosiologi politik jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) ini menekankan konsistensi Anies di jalur oposisi apalagi kalau menjadi motor penggerak kekuatan ekstra parlementer akan membuat rakyat mendukung ormas atau partai politik yang akan dibentuknya nanti. Ini akan menjadi modal penting menghadapi pemilu mendatang.
“Siapa yang tetap kritis kepada pemerintah, konsisten menyuarakan aspirasi rakyat, itu yang akan mendapat dukungan dari publik kalau dia membuat partai. Itu (dukungan) hasil yang akan diperolehnya nanti. Kan tidak semua orang menyukai kalau semua (kekuatan politik) bergabung dan mendukung pemerintah. Kan juga tidak semua orang nanti menyukai kebijakan pemerintah,” demikian Musni Umar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Anies menyebut dirinya tidak menutup kemungkinan akan mendirikan ormas atau partai politik. Apalagi, banyak aspirasi yang datang kepadanya untuk membentuk partai politik setelah dia gagal maju di Pilkada 2024.
Hal itu disampaikan Anies melalui video berjudul “Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pendaftaran Pilkada 2024” yang diunggah di akun YouTube-nya akhir Agustus lalu.
“Jika untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan,” katanya. (EJP)