Daily News | Jakarta – Anies Baswedan sampai saat ini belum memutuskan apakah akan membentuk partai politik atau organisasi kemasyarakatan (ormas), dua pilihan yang akan menjadi langkah politiknya pasca Pilpres 2024 seperti disampaikannya pada akhir Agustus lalu.
Koordinator Barisan Emak-Emak Militan (BEM) Sri Aisyah mendorong Anies untuk mengambil opsi mendirikan partai. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun juga tidak perlu membentuk ormas terlebih dahulu yang kemudian direncanakan bertranformasi menjadi partai.
“Kalau itu kita dukung. Harusnya Pak Anies segera langsung bentuk partai. Tidak perlu lagi ormas. Kan sudah banyak banget tuh ormas yang terkait dengan Pak Anies, seperti Barisan Nusantara itu kan punya Pak Anies,” jelasnya kepada KBA News Selasa, 29 Oktober 2024.
Meski demikian, dia mengingatkan, mendirikan partai politik saat ini sangat berat. Terutama dalam hal pembiyaan. Butuh anggaran yang besar untuk menyiapkan pendirian partai termasuk ke depan untuk menggerakkannya. “Kalau tidak punya duit, itu kayak sesuatu yang tidak mungkin. Anggarannya kan lumayan gede,” ucapnya.
Karena itu, dalam sebuah kesempatan, dia pernah menyarankan kepada capres nomor urut 1 pada Pilpres 2024 itu untuk bergabung ke partai yang selama ini dianggap sejalan dengan garis perjuangannya. Misalnya Masyumi.
Yaitu partai Islam yang menjadi pemenang kedua pada Pemilu 1955, tapi kemudian dibubarkan tahun 1960 oleh Sukarno, presiden saat itu. Lalu dihidupkan kembali dan ikut sebagai peserta Pemilu 1999 pasca-Orde Baru tapi tidak berhasil masuk ke Senayan.
Dibangkitkan kembali pada 7 November 2020 oleh sejumlah tokoh, salah satunya advokat Ahmad Yani yang kini sebagai ketua umum, namun gagal ikut kontestasi pada Pemilu 2024 lalu. “Kenapa tidak masuk ke Partai Masyumi saja, itu kan partai yang sudah teruji dari dulu,” ucap Sri Aisyah menekankan.
Selain telah memiliki kepengurusan sampai tingkat daerah, dia menjelaskan, Partai Masyumi juga memiliki basis massa yang yang riil dan kuat. Karena itu kalau Anies bergabung diharapkan dapat menyatukan simpatisan dan masyarakat yang lahir dari keluarga pendukung Masyumi sebelumnya yang saat ini terserak.
Terlebih Anies juga merupakan cucu AR Baswedan yang merupakan petinggi Partai Masyumi ketika masih berjaya. “Saya sudah menyampaikan sendiri kepada Pak Anies. Tapi mungkin Pak Anies punya pemikiran sendiri,” ungkapnya.
Terlepas dari itu, dia menekankan, yang pasti Anies Baswedan harus memiliki kendaraan politik. Karena mantan Rektor Universitas Paramadina itu mesti maju kembali pada gelaran pilpres berikutnya.
“Kalau itu (mencalonkan) wajib. Kalau Pak Anies tidak mau, kita dorong-dorong. Kan kemarin Pilgub (Jakarta 2024), kita juga yang dorong-dorong. Tapi sayang tidak jadi mencalonkan karena dijegal elite-elite politik,” demikian Sri Aisyah. (EJP)