Daily News | Jakarta – Ada integritas itu yang membuat pemimpin kita zaman dulu diikuti rakyat, ikut iuran demi bangsa.
Maka, Anies Baswedan mengajak masyarakat untuk tetap optimistis dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa dalam Dialog Kebangsaan bertema Mendoakan Indonesia Bahagia di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Jumat, 21 Maret 2025 malam.
Dalam forum tersebut, Anies menyoroti berbagai persoalan yang dihadapi negeri ini dan pentingnya mengembalikan nilai-nilai integritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Walaupun kita sedang menghadapi banyak masalah dan PR besar dalam hukum, politik, maupun ekonomi, saya yakin bahwa bangsa Indonesia akan selalu bisa menghadapi rintangan. Doa kita tidak pernah berubah,” ujar Anies di hadapan jemaah yang hadir.
Dalam paparannya, Anies menyinggung situasi ekonomi yang kian berat, terutama dampaknya terhadap masyarakat kecil. “Yang paling tahu kondisi ekonomi kita adalah ibu-ibu. Apa-apa mahal. Bensin mahal? Murni atau oplosan?” canda Anies yang disambut tawa dan tepuk tangan dari para jemaah.
Selain itu, ia juga menyoroti maraknya kasus korupsi yang menurutnya semakin mengkhawatirkan. “Tantangan ekonomi semakin besar. Korupsi juga. Ada yang ditangkap karena benar-benar korupsi, ada juga yang ditangkap tapi tidak jelas tuduhannya apa. Kemarin menangkap seseorang itu dasarnya apa?” ucapnya.
Anies menegaskan bahwa hukum harus kembali ditegakkan dengan benar agar keadilan bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. “Kita punya masalah dengan korupsi, dan perlu kita kembalikan pada hukum yang benar,” tambahnya.
Mengembalikan warisan integritas para pendiri bangsa
Dalam kesempatan itu, Anies juga mengingatkan tentang pentingnya meneladani sikap para pendiri bangsa yang memiliki integritas tinggi. Ia mengutip pernyataan Wakil Presiden pertama RI, Bung Hatta, yang berulang kali menyebut tentang kebahagiaan.
Menurut Anies, Indonesia didirikan oleh orang-orang terdidik yang memiliki integritas, sehingga rakyat percaya dan mau mengikuti mereka. “Jika tidak ada integritas, rakyat tentu tidak mau ikut. Mereka melek huruf di saat bangsa Indonesia 95 persen buta huruf. Tapi mereka tidak pernah mengejek atau melemahkan bangsanya,” ujar Anies.
Ia juga mengutip pernyataan Bung Karno, ‘Beri saya 10 pemuda, maka saya akan mengguncang dunia,’ untuk menegaskan bahwa pemimpin sejati harus mampu membangkitkan semangat rakyat, bukan justru merendahkan mereka. “Ada integritas itu yang membuat pemimpin kita zaman dulu diikuti rakyat, ikut iuran demi bangsa,” kata Anies.
Anies juga menyoroti peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam mempertahankan Republik Indonesia. “Sri Sultan HB IX adalah tokoh berintegritas yang memikirkan kepentingan rakyatnya dan menjadi perisai bagi Republik Indonesia. Ketika HB IX menjadi perisai, seluruh rakyat Yogyakarta ikut menjadi perisai. Mengapa? Karena ada integritas,” jelasnya.
Menurut Anies, akhir-akhir ini sulit menemukan sosok pemimpin seperti zaman di era membengun republik ini. “Dan inilah yang sekarang harus kita kembalikan,” tegasnya.
Anies juga mengutip keteladanan kepemimpinan empat sifat utama Rasulullah, yaitu shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathanah (cerdas), dan tabligh (menyampaikan kebenaran).
“Shiddiq dan amanah ini harus kita kembalikan di negeri ini agar menjadi karakter dan ciri bangsa, sehingga semua bisa ikut membangun bersama,” kata Anies.
Acara Dialog Kebangsaan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, akademisi, hingga masyarakat umum yang ingin mendengarkan gagasan Anies dalam menghadapi tantangan Indonesia ke depan.
Dari pantauan KBA News, selain Anies, hadir sebagai pembicara Ustaz Jazir selaku Ketua Dewan Syura Masjid Jogokariyan. Ustaz Jazir menceritakan tentang latar belakang tema dialog kebangsaan Mendoakan Indonesia Bahagia. Ribuan jemaah hadir di acara ini. Mereka datang sejak sore agar mendapatkan tempat untuk mendengarkan gagasan dari Anies dan Ustaz Jazir. (EJP)
Discussion about this post