Daily News | Jakarta – Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan — momentum mengenang perjuangan luar biasa rakyat Surabaya yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan pasukan Inggris pada tahun 1945.
Dalam kunjungannya di Surabaya belum lama ini, Anies Baswedan menyoroti kembali makna perjuangan tersebut saat berdialog dengan mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR). Ia mengajak para mahasiswa untuk memahami lebih dalam semangat dan keberanian para pejuang di Surabaya.
“Ayo mahasiswa, berapa lama perang di Surabaya?” tanya Anies dalam video Reel YouTube pribadinya dikutip KBA News, Senin, 10 November 2025.
“Tiga minggu. Tiga minggu itu perangnya. Yang menang siapa? Yang menang Inggris. Tapi kenapa yang diperingati justru bukan Inggris, melainkan rakyat Indonesia?” tanya Anies lagi.
Anies menjelaskan bahwa secara militer, pasukan Inggris memang unggul, baik dalam persenjataan maupun strategi. Namun, semangat juang rakyat Indonesia tak tertandingi. “Secara jumlah korban, rakyat Indonesia sekitar 15 ribu sampai 20 ribu, sedangkan dari pihak Inggris hanya sekitar 500 sampai seribu. Seluruh kota Surabaya habis dibom. Tapi rakyat tidak menyerah,” ucapnya.
Ia menggambarkan bagaimana semangat rakyat Surabaya yang “mati maju, mati maju” menjadi simbol keteguhan dan keberanian tanpa batas. “Tentara Inggris mencatat, mereka tidak pernah menghadapi perlawanan seperti itu. Di tempat lain, kalau sudah diserang habis, mundur. Tapi di Surabaya tidak. Setelah gugur, datang lagi yang baru. Terus begitu,” ungkap Anies.
Menurutnya, perlawanan Surabaya pada 10 November 1945 membuat dunia bergetar dan menjadi titik balik sejarah. “Setelah pertempuran itu, Inggris tidak mau lagi bertempur di Indonesia. Mereka justru berbalik membela kemerdekaan Indonesia karena menyadari bahwa yang berjuang bukan hanya segelintir elite di Jakarta, tapi seluruh rakyat,” jelasnya.
Anies menutup dengan ungkapan kekaguman mendalam terhadap semangat rakyat Surabaya yang berkorban tanpa pamrih. “Bayangkan, ibu-ibu melepas anak-anaknya untuk berangkat berjuang. Ini bukan sekadar perang, tapi pengorbanan sebuah bangsa demi martabat dan kemerdekaan,” tuturnya.
Hari Pahlawan bukan sekadar upacara tahunan, melainkan pengingat akan nyala semangat rakyat yang tidak pernah padam semangat untuk melawan ketidakadilan, mempertahankan harga diri bangsa, dan menjaga kemerdekaan dengan keberanian tanpa batas. (EJP)



























