Daily News | Jakarta – Anies Baswedan menghadiri acara pamitan guru besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Balai Timoho, Yogyakarta, Rabu, 3 September 2025. Kehadiran Anies merupakan perwakilan dari ibundanya, Prof. Aliyah Baswedan, yang mengakhiri masa pengabdian di UAD.
Menurut Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Khamim Zarkasih Putro, Prof. Aliyah merupakan guru besar di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Setelah pensiun, ia diminta UAD untuk mengajar di program magister.
“Lebih dari lima tahun Bu Aliyah menjadi dosen di Magister Manajemen Pendidikan UAD selepas pensiun dari UNY,” kata Khamim kepada KBA News, Kamis, 4 September 2025.
Dewan Penasihat Yayasan AR Baswedan ini menambahkan, sebenarnya undangan acara pamitan dari UAD ditujukan kepada Prof. Aliyah. Namun, karena kondisi kesehatan, ia tidak dapat hadir. “Bu Aliyah tidak bisa datang sehingga diwakilkan oleh Anies Baswedan, yang kebetulan sedang berada di Yogyakarta,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, Anies diskusi secara informal dengan para dosen program Magister Manajemen Pendidikan UAD di meja makan. Obrolan berlangsung menarik selama lebih dari 30 menit.
“Mas Anies menyampaikan bahwa ada hal-hal yang menjadi tantangan dalam pengajaran, ada guru atau dosen yang bisa digantikan teknologi atau kecerdasan buatan, dan ada yang tidak bisa digantikan,” jelasnya.
Intinya, kata Khamim, Anies mengajak para pendidik perlu terus berinovasi agar tidak tergantikan oleh AI. “Dosen yang berinovasi dalam mengajar, tidak bisa digantikan AI,” katanya.
Ia menambahkan, gagasan yang dibawakan Anies mendapat respons positif dari civitas akademika Magister Manajemen Pendidikan UAD. “Itu bahkan berpotensi dijadikan workshop atau forum diskusi kelompok (FGD) untuk memperdalam peran dosen di era digital,” tambahnya. (DJP)