Daily News | Jakarta – Kerusuhan besar yang mengguncang Jakarta dan kota-kota lain pekan lalu menjadi tanda negara sedang tidak baik-baik saja. Indonesia, menurut pengamat politik dan ekonomi Universitas Negeri 11 Maret (UNS) Surakarta, Nurmadi H. Sumarta, kini berada di ambang kehancuran dan kebangkrutan. Ia menegaskan perlunya perbaikan mendasar, bahkan tobat nasional, agar arah bangsa bisa diselamatkan.
Nurmadi menilai pemerintah di bawah Presiden Prabowo gagal mengendalikan keadaan. Pendekatan keamanan tak efektif, sementara pendekatan politik justru menimbulkan pertanyaan. “Prabowo tampaknya masih terbuai mimpi. Padahal bangsa besar adalah yang berani bercermin dari masa lalu dan bertindak untuk masa depan,” ujarnya kepada KBA News, Senin, 1 September 2025.
Rakyat tertekan, elite berpesta
Kondisi rakyat semakin sulit: kemiskinan melebar, pajak menekan, harga kebutuhan pokok melambung. Sementara itu, pejabat dan wakil rakyat justru larut dalam euforia kemewahan. Dalam sidang paripurna APBN 2026, anggota DPR terlihat berjoget dan bernyanyi, seolah tak peduli penderitaan rakyat.
“Mereka tidak puas dengan gaji dan tunjangan besar, masih menuntut tambahan fasilitas. Mereka bahkan bisa menyandera anggaran negara,” kritik Nurmadi. Sikap arogan elite, tambahnya, kian menurunkan kepercayaan publik.
Krisis kepercayaan dan korupsi marak
Kekecewaan rakyat yang sudah lama terpendam kini meledak. Demonstrasi besar-besaran menuntut pembatalan tunjangan berlebih dan percepatan UU Perampasan Aset, namun aparat merespons dengan cara represif hingga memakan korban jiwa.
Menurut Nurmadi, korupsi semakin kronis. “Jumlah yang dirampok bukan lagi miliaran, tetapi ribuan triliun. Namun desakan rakyat untuk UU Perampasan Aset diabaikan oleh Presiden dan DPR,” tegasnya.
Desakan reformasi atau revolusi?
Ia menyarankan langkah konkret: Presiden segera menerbitkan Perppu Perampasan Aset, merampingkan kabinet, serta memangkas gaji dan tunjangan pejabat untuk meringankan beban negara.
“Jangan bermimpi Indonesia Emas 2045 tanpa kebijakan nyata. Prabowo harus realistis melihat keadaan. Selagi masih ada mandat, berbuatlah untuk rakyat. Tanpa itu, Indonesia di ambang kebangkrutan,” pungkas Nurmadi. (EJP)