Daily News | Jakarta – Keputusan UNESCO ini juga berarti pengakuan bahwa bahasa kita tak hanya besar skala penuturnya dan luas jangkauannya, tapi juga nyata perannya dalam dunia ilmu, pendidikan, dan kebudayaan
Maka, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2016 Anies Baswedan menyambut baik atas keputusan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) meresmikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi dalam Konferensi Umum pada tanggal 20 November 2023 di Markas Besar UNESCO di Paris.
“Senang dengar kabar ini. Artinya bahasa kita diakui untuk pemakaian resmi di sidang dan dokumen kunci UNESCO. Sebuah penghargaan bagi perjalanan panjang pendidikan dan kebudayaan kita,” kata Anies dikutip KBA News dalam unggahan di akun X (Twitter) pribadinya, Jakarta, Jumat, 7 November 2025.
Anies mengatakan bahwa keputusan UNESCO ini merupakan pengakuan atas peran nyata Bahasa Indonesia dalam dunia ilmu, pendidikan, dan kebudayaan.
“Keputusan UNESCO ini juga berarti pengakuan bahwa bahasa kita tak hanya besar skala penuturnya dan luas jangkauannya, tapi juga nyata perannya dalam dunia ilmu, pendidikan, dan kebudayaan,” ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu juga memberikan apresiasi kepada para diplomat, akademisi, pegiat bahasa, dan jajaran pemerintah lintas periode yang telah bekerja keras memperjuangkan pengakuan ini.
“Kita berikan apresiasi atas kerja sunyi para diplomat, akademisi, pegiat bahasa, dan jajaran pemerintah lintas periode yang menyiapkan dan memperjuangkan langkah ini,” jelasnya.
Anies mengajak masyarakat untuk terus mengembangkan Bahasa Indonesia menjadi lebih kaya, inklusif, dan luwes. Inisiator Aksi Bersama itu juga mendorong masyarakat untuk menggunakan bahasa ini dengan baik dalam bertutur dan menulis, sehingga Bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa ilmu, teknologi, dan seni yang percaya diri bersanding dengan bahasa internasional lainnya di panggung dunia.
“Mari rayakan capaian ini dengan karya. Terus kembangkan Bahasa Indonesia menjadi lebih kaya, lebih inklusif, dan lebih luwes. Jangan ragu bereksperimen untuk menambah kosakata Bahasa Indonesia,” tuturnya.
“Manfaatkan bahasa kita untuk bertutur dan menulis dengan baik agar makin menjadi bahasa ilmu, bahasa teknologi, dan bahasa seni yang percaya diri bersanding dengan bahasa internasional lainnya di panggung dunia,” sambungnya.
Sebelumnya, bahasa Indonesia sudah resmi menjadi bahasa ke-10 yang digunakan dalam sidang umum UNESCO ke-43 di Samarkand, Uzbekistan yang dihadiri oleh 194 negara anggota dan 12 anggota asosiasi.
Sidang Umum ini diagendakan membahas dan mengadopsi program dan anggaran UNESCO, sekaligus menetapkan garis kebijakan lintas-sektor untuk 2026–2029. Sektor yang dibahas mencakup pendidikan, sains alam dan sosial, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi.
Kini, Bahasa Indonesia kini sejajar dengan sembilan bahasa resmi lainnya, yaitu Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia, Hindi, Italia, dan Portugis. (HMP)



























