Daily News | Jakarta – Pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, berhasil memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 dengan meraih 50,07 persen suara. Hal ini berdasarkan hasil rekapitulasi suara di enam wilayah administrasi DKI Jakarta. Paslon yang diusung PDI Perjuangan dan didukung Anies Baswedan ini menang dalam satu putaran.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D. mengatakan, kemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub Jakarta adalah berita baik bagi PDI Perjuangan di tengah banyak paslon yang diusungnya kalah di banyak wilayah.
“Jakarta tetap menjadi medan yang tidak mudah bagi koalisi raksasa (KIM Plus) yang berada di belakang Presiden Prabowo,” katanya dalam acara Breaking News MetroTv yang dikutip oleh KBA News, Minggu, 8 Desember 2024.
Burhanuddin mengatakan, di Jakarta, pada Pilkada kali ini, ada beberapa variabel yang menjelaskan kemenangan paslon yang akrab disapa Pram-Doel. Salah satunya adalah efek dari Rano Karno yang sangat membantu Pramono. Nama Rano Karno memiliki tingkat popularitas yang sangat tinggi di Jakarta dibandingkan nama-nama lain yang ada di kertas suara.
Kedua, efek dukungan dari Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) cukup signifikan dalam mendongkrak kemenangan Pramono-Doel dalam satu putaran.
Menurut dia, survei awal Indikator pada November 2024 menunjukkan bahwa Pramono sudah menyalip Ridwan Kamil, meskipun untuk menang dalam satu putaran masih membutuhkan tambahan tujuh persen suara. “Survei tersebut dilakukan sebelum Anies menyatakan dukungannya secara penuh kepada Pramono-Rano,” ungkapnya.
“Setelah dukungan penuh dari Anies, Pramono-Rano mendapatkan tambahan suara dari segmen pemilih Muslim, terutama dari Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Suara mereka mengalir deras kepada pasangan Pramono-Doel,” jelasnya.
Berdasarkan hasil exit poll yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia, juga dapat melihat bahwa ketiga partai yang mendukung Anies pada Pilpres 2024, yakni NasDem, PKS, dan PKB, sebagian besar mendukung pasangan Pramono-Rano, dibandingkan dengan Ridwan Kamil-Suswono yang secara elit didukung oleh partai-partai tersebut. “Oleh karena itu, kemenangan ini tidak bisa dipisahkan dari dukungan penuh Anies kepada Pramono-Rano,” tegasnya.
Di sisi lain, ada persoalan di pihak lawan, yaitu pasangan Ridwan Kamil-Suswono, yang mendapatkan dukungan dari banyak partai, yang ternyata tidak solid. “Partainya ngadat, dan ini yang menjelaskan mengapa partai dengan jumlah sebanyak itu justru mengalami split ticket voting. Banyak basis massa dari partai pengusung Rido yang justru bocor ke Pramono-Doel,” ujarnya. (DJP)