Daily News | Jakarta – Gerakan coblos perlu disikapi dengan bijaksana oleh parpol, elite politik, penyelenggara pemilu dan pemerintah guna perbaikan kualitas demokrasi di Indonesia.
Tokoh Aceh Utara, T.S Sani menilai, gerakan coblos semua paslon dalam Pilgub Jakarta 2024, adalah hal yang wajar. Menurutnya, hal tersebut adalah sebuah ekspresi politik.
“Suatu ekspresi politik pemilih yang tidak boleh dikriminalisasi,” katanya saat dihubungi KBA News, Minggu, 29 September 2024.
Menurutnya, gerakan ini merupakan bagian dari pencerdasan pendidikan politik bagi rakyat. Fenomena ini harus menjadi pelajaran politik berharga juga bagi partai yang tidak mau mengusung figur pemimpin yang diinginkan oleh rakyat.
Ia menyampaikan, bagi pihak yang melarang atau menyalahkan gerakan coblos semua paslon, mengindikasikan bahwa mereka tidak memahami hak demokrasi dan kebebasan berpendapat.
Kata dia, jika partai politik punya hak mengusulkan paslon sesuai selera mereka, maka jangan salahkan rakyat yang juga punya hak untuk tidak mau memilih paslon yang disodorkan oleh parpol karena tidak ada yang sesuai dengan selera pemilih.
“Fair kan? Yang tidak boleh jika pemilih itu golput, karena menyia-nyiakan hak pilih dan tidak peduli pada demokrasi serta masa bodoh dengan kondisi politik,” jelasnya.
Mantan politikus Partai Golkar ini menjelaskan, konstitusi memberikan ruang bagi rakyat untuk memilih dan atau tidak memilih satupun dari pilihan yang disodorkan. Menurutnya, bukti tidak memilih satupun, itu ditandai dengan coblos semua paslon.
“Gerakan coblos semua, merupakan protes voting yang kritis, yang seharusnya disikapi dengan bijaksana oleh parpol, elite politik, penyelenggara pemilu dan pemerintah guna perbaikan kualitas demokrasi di Indonesia. Jangan malah menyalahkan rakyat apalagi mencari celah untuk mengkriminalisasi pemilih. Itu tindakan yang keliru dan tidak mau mengakui kesalahannya,” ujarnya. (AM)