Daily News | Jakarta – Jakarta identik dengan Anies, terutama di kalangan pemilih yang merasa kebijakannya saat menjabat sebagai gubernur memberikan dampak signifikan.
Pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno diprediksi memenangkan Pilgub Jakarta 2024 dalam satu putaran. Berdasarkan hasil quick count Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini berhasil meraih lebih dari 50 persen suara. Hasil rekapitulasi tim internal juga mencatat bahwa Pramono-Rano unggul dengan raihan suara sebesar 50,07 persen.
Hasil ini diperkuat oleh quick count dari berbagai lembaga survei. SMRC mencatat keunggulan pasangan tersebut dengan raihan 51,03 persen, disusul Charta Politika (50,15 persen), Poltracking (50,48 persen), Voxpol Center (50,11 persen), LSI (50,11 persen), dan LSI Denny JA (50,14 persen).
Menurut aktivis demokrasi, Eko Dananjaya, kemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Jakarta tidak lepas dari pengaruh kuat Anies Baswedan. “Pram-Rano menang, salah satunya karena didukung oleh Anies Baswedan,” ujarnya saat dihubungi KBA News, Minggu, 1 Desember /2024.
Eko menjelaskan bahwa efek Anies di Jakarta lebih besar dibandingkan dengan efek Joko Widodo (Jokowi), bahkan di kalangan konstituen PKS yang mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono. “Jakarta identik dengan Anies, terutama di kalangan pemilih yang merasa kebijakannya saat menjabat sebagai gubernur memberikan dampak signifikan,” tegasnya.
Anies dinilai sebagai simbol perlawanan politik. Dalam memori kolektif rakyat Jakarta, masih teringat bagaimana Anies, saat menjabat sebagai gubernur, sering menghadapi hambatan dari pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Jokowi. Hal ini membuat banyak warga Jakarta bersimpati dan tetap mendukung Anies, meskipun secara formal ia tidak lagi menjabat.
Eko juga mengungkapkan adanya kekecewaan di kalangan akar rumput PKS terhadap sikap partai mereka. “Banyak kader PKS yang kecewa dengan keputusan partai mendukung rezim,” jelasnya.
Ia menambahkan, beberapa kader secara terbuka mengakui bahwa mereka memilih Pramono Anung-Rano Karno karena pasangan ini didukung oleh Anies. “Saat pilpres, mereka memilih Anies. Ketika pilgub Jakarta, mereka kembali memilih pasangan yang didukung oleh Anies, yaitu Pram-Rano,” sambung Eko.
Menurut dia, kemenangan Pramono-Rano di Jakarta juga menegaskan bahwa ibu kota tetap menjadi medan magnet politik dengan dinamika yang khas. Pengaruh tokoh seperti Anies Baswedan membuktikan bahwa persepsi publik dan pengalaman personal dengan kebijakan pemimpin sebelumnya memiliki daya tarik besar dalam menentukan arah politik.
Kemenangan ini menunjukkan bahwa efek tokoh politik tidak hanya ditentukan oleh jabatan formal, tetapi juga oleh seberapa besar dampak emosional dan kebijakan mereka dirasakan oleh masyarakat. Dalam hal ini, Anies Baswedan menjadi contoh bagaimana seorang tokoh dapat terus memberikan pengaruh signifikan, bahkan setelah meninggalkan panggung pemerintahan. (DJP)