Daily News | Jakarta – Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan menanggapi soal emergency kondisi air laut lebih tinggi daripada daratan seperti di Muara Baru, Jakarta. Menurutnya fenomena yang dihadapi Jakarta dari dekade ke dekade telah dialami seperti negara Tokyo dan Manila. Apalagi, kata Anies, kota-kota di Indonesia dikelilingi pesisir pantai.
“Secara umum, fenomena yang dihadapi Jakarta terkait dengan permukaan tanah yang menurun. Itu fenomena yang dialami juga Tokyo tahun 70-an dan juga Manila. Ada kota-kota yang memang berada di pesisir pantai. Kemudian pada saat itu ada pengambilan air tanah yang berlebih dan Jakarta juga mengalami hal yang sama,” ucap Anies dalam podcast Jakarta Journey bareng Adristya Chintia dikutip KBA News di Jakarta, Sabtu, 6 September 2025.
Anies menceritakaan selama menjabat, membuat kebijakan supaya penurunan permukaan tanah di Jakarta lambat, yakni dengan menyediakan air bersih buat warga Jakarta agar warga maupun gedung-gedung tinggi tak mengambil dari dalam tanah.
Tak hanya itu, Pemprov DKI juga memasang alat-alat di berbagai tempat di Jakarta yang dimonitor dengan satelit. Sehingga, pergerakaan tiap mili pengambilan air tanah yang berlebih itu ketahuan, dan ada datanya.
“Kita melihat dalam beberapa dekade ini, kecepatan penurunannya mengalami perlambatan. Jadi kalau kita mau menghentikan penurunan permukaan tanah itu, salah satu caranya adalah dengan mempercepat penyediaan air bagi warga,” imbuh Anies.
“Sehingga warga tidak perlu ambil air dari dalam tanah Dan gedung-gedung tinggi yang berada di pusat-pusat perkotaan, itu juga tidak mengambil air dari dalam tanah.
Karena kalau air dari dalam tanah diambil, disitulah yang kemudian menyebabkan permukaan tanah itu menjadi menurun,” tambahnya.
Menurutnya di dalam tanah itu ada unsur benda padat, ada unsur ari dan unsur udara. Ketika air itu ditarik, maka yang terbawa itu adalah udara dan air. Sehingga tanah itu mengalami pemadatan kemudian turun. Untuk mencegahnya, lanjut Anies, dengan menggunakan air pipa ke warga Jakarta.
“Kemarin kita lakukan juga dengan membagikan tangki-tangki air. Tangki air ke kampung-kampung yang disitu terjadi percepatan penurunan permukaan tanah,” tuturnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan untuk menyelesaikan penurunan permukaan air agar mengalami perlambatan dengan memberikan sumber air lain, selain air tanah.
“Ya, ini kan kalau menghadapi situasi seperti itu, di cari jalan keluarnya,” ungkapnya.
Anies menjelaskan untuk mencegah dua hal tersebut diperlukan pertimbangan ilmiah dengan teknologi, bukan sekedar pindah tempat. Pasalnya, setiap kota dengan segala macam permasalahannya bisa diselesaikan, tapi perlu waktu.
“Kalau manusia menghadapi masalah, maka dia akan menggunakan teknologi, menggunakan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan masalahnya. Bukan sekedar pindah gitu, bukan solusinya,” tegasnya.
“Memang perlu waktu. Dan perlu ada yang menjadi kewenangan daerah, ada yang menjadi kewenangan pusat. Tapi bisa diselesaikan, jangan ditinggalkan. Bisa diselesaikan. dan ini kotanya umurnya berapa? 500 tahun? dan peradaban yang sudah terbangun di sini itu simpulnya Indonesia,” sambung Anies.
Anies mengatakan Jakarta merupakan simpul perekonomian, bahkan transportasi. Jadi, kata Anies, tantangan itu bisa diselesaikan sebagai sebuah kota.
“Jakarta ini. Jakarta itu simpul perekonomian, simpul kebudayaan, simpul transportasi. Bahkan transportasi. Mau pergi ke mana aja, dari mana aja transitnya? Jakarta. Jadi tantangan-tantangan itu bisa diselesaikan. Dan Jakarta sebagai sebuah kota itu, kalau saya sering bilang gini, masalah yang kita hadapi ini bukan kita yang pertama,” jelasnya.
Menurut Anies bila dikerjakan dengan sunguh-sunguh, maka akan selesai mengatasi permukaan tanah menurun di Jakarta.
“Tadi bilang permukaan tanah menurun, lihat tuh banyak negara lain, banyak kota lain pernah mengalami dan bisa selesai gitu. Sehingga kita harus ngerjainnya serius sampai tuntas,” tuturnya.
Jakarta tenggelam
Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat membuat Jakarta tenggelam, satu adalah permukaan air laut yang meningkat. Karena, global warming.
“Itulah kenapa dibuatkan tanggul? Karena global warming itu meningkatkan permukaan air juga meningkat. Dan itu dialami semua pesisir pantai di mana-mana. Nah Indonesia sebagai salah satu negara yang pesisir pantainya terpanjang kedua di dunia. Kita punya, karena negara kepulauan otomatis,” papar Anies.
“Nah kita salah satu negara yang mengalami masalah itu. Bukan cuma Jakarta, kan yang punya pesisir pantai bukan cuma Jakarta. Seluruh wilayah Indonesia yang ada pesisir pantainya berhadapan dengan masalah global warming,” tambahnya.
Adanya tanggul dibuatkan di tepi pantai, Muara Baru untuk mengamankan. Sedangkan, di beberapa negara sudah dibuat aturan baru yaitu membuat aturan sekitar satu kilometer dari tepi pantai, bangunan juga harus naik satu setengah meter lantai pertamanya dari laut. Dia menilai fenomena yang dialami seluruh dunia, bukan hanya di alami oleh Jakarta.
“Jadi mereka sudah membayangkan dalam waktu beberapa dekade ke depan mungkin air tuh akan lebih tinggi lagi tuh,” tegasnya. (EJP)