Daily News | Jakarta – Anies Baswedan sedang mempertimbangkan pembentukan wadah baru guna menampung gerakan perubahan agar tetap tumbuh dan berkembang. Harapannya, wadah ini tetap kritis terhadap kondisi yang ada. Pertanyaannya, bagaimana cara pembiayaan operasional organisasi agar tetap menjaga sikap kritis dan independen?
Aktivis sosial, Iskundarti Adnan Mansyur, mengatakan bahwa dalam setiap organisasi, menjalankan program dan kegiatan tentu membutuhkan biaya. Wadah baru Anies, sebagai organisasi nirlaba, tentunya harus memiliki anggaran yang cukup untuk menjalankan roda organisasi.
Menurutnya, dalam pengalaman, dana biasanya didapatkan dari iuran anggota. Namun, menarik iuran bulanan yang sifatnya wajib bisa menjadi beban bagi anggota. “Kalau organisasi nirlaba, sebaiknya tidak ada iuran wajib. Kalaupun ada, sifatnya sukarela,” katanya saat dihubungi KBA News, Senin, 28 Oktober 2024.
Ketua OKK Forum Tanah Air (FTA) ini mengungkapkan, jika iuran dibuat wajib, anggota bisa merasa terbebani dan mengharapkan timbal balik, yang bertentangan dengan prinsip organisasi nirlaba. Sebaliknya, iuran sukarela menunjukkan keikhlasan demi organisasi. Meskipun demikian, laporan pertanggungjawaban tetap perlu dibuat.
Organisasi juga dapat menerima donasi dari pihak luar, namun penting untuk memastikan donasi tersebut tidak mengikat agar organisasi tetap independen. Penggalangan dana dapat dilakukan untuk mendukung program tertentu, tetapi sebaiknya hanya ketika kegiatan tersebut akan segera dilaksanakan. “Jika menarik donasi dari donatur, sebaiknya donatur dalam frekuensi yang sama, punya semangat perjuangan yang sama,” tuturnya.
Iskundarti mengungkapkan bahwa organisasi nirlaba dapat memiliki bidang usaha yang menjual produk atau jasa kepada publik. Keuntungan dari penjualan ini dapat digunakan untuk operasional organisasi, misalnya dengan mengikuti bazar untuk menjual produk organisasi. “Cara ini sah-sah saja, bahkan sangat bagus. Artinya, kreativitas dalam menggalang dana untuk operasional organisasi dibutuhkan,” jelasnya.
Dia meyakini bahwa wadah baru yang akan dibentuk Anies Baswedan dan tim bersifat organisasi nirlaba dan tentu punya tujuan. “Organisasi pasti memiliki tujuan. Seperti dalam sepak bola, tujuan akhirnya adalah mencetak gol atau kemenangan,” ungkapnya.
Tujuan ini harus jelas agar memiliki dampak nyata pada masyarakat. Setelah tujuan ditetapkan, barulah rumusannya dibuat dan dilaksanakan. Menurutnya, lembaga yang akan dibentuk akan lebih banyak bergerak dalam kegiatan sosial, pemberdayaan masyarakat, pendidikan nonformal, dan lainnya. Bidang-bidang tersebut akan menyentuh masyarakat sesuai dengan fokus yang telah ditentukan.
Dia menggarisbawahi bahwa program kegiatan harus dirumuskan bersama untuk saling menghormati masukan dari anggota. Keputusan tentang program tidak boleh hanya berasal dari segelintir pimpinan; anggota perlu diajak berdiskusi mengenai langkah yang diambil untuk mencapai tujuan. (AM)