Daily News | Jakarta – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie melihat kelalaian pemerintah menjadi pemicu kerusuhan demonstrasi pada akhir Agustus lalu.
Ia menilai, kerusuhan kemarin merupakan akumulasi dari kekecewaan rakyat selama ini. Menurutnya, ada beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai tidak sesuai dengan kehendak publik.
“Ini dimainkan dengan isu 12 persen pajak dari Sri Mulyani bikin publik marah, pencaplokan dan perampasan tanah yang nganggur ini ide Nusron Wahid, menteri dari Golkar,” ujar Jerry kepada KBA News, Sabtu, 6 September 2025.
Oleh karena itu, Jerry menganggap dalang di balik kerusuhan kemarin adalah menteri-menteri di Kabinet Merah Putih yang tidak kompeten kinerjanya.
Selain itu, gagalnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang membuat gas melon 3Kg sempat langka juga menjadi salah satu penyebab pecahnya kerusuhan.
Jerry mengatakan, kemarahan rakyat akhirnya merambat kepada Presiden Prabowo Subianto yang dianggap tidak becus dalam memilih menteri kabinet.
“Ini juga bikin rakyat marah dan sasarannya ke Prabowo karena mengangkat menteri no competence tapi hanya asbun dan sontoloyo policy,” tutur Jerry.
“Ini rumus manajemen planga-plongo ala Jokowi yang masih di adopsi Prabowo,” jelasnya.
Tak sampai di situ, ketegangan di Papau Barat terkait wacana pembangunan tambang Raja Ampat juga menjadi pemicu kemarahan rakyat.
Jerry menyebutkan, sudah banyak kebijakan pemerintah yang membuat rakyat marah. Hal ini menjadi penyebab adanya kerusuhan pada Agustus lalu.
“Belum lagi gaduh pulau yang merupakan “surganya” Papua Barat yakni “Raja Ampat”. Dan nama Bahlil ikut terseret dalam pertambangan ilegal ini. Serta pagar laut yang menyebut nama salah satu naga Aguan,” imbuh Jerry.
Lanjut Jerry, semua kekacauan di pemerintahan Prabowo berasal dari kelompok simpatisan Presiden ke-7 Joko Widodo. Rakyat, menurutnya sudah sangat kecewa terhadap Prabowo yang masih mempercayai orang-orang Jokowi berada di kabinetnya.
“Jadi yang bikin rakyat marah adalah semua orang-orang dan titipan Jokowi (Tito Karnavian, Sri Mulyani, Bahlil Lahaladia, Nusron Wahid, Budi Arie),” pungkasnya. (DJP)



























