Daily News | Jakarta – Pernyataan Juru bicara Anies, Sahrin Hamid bahwa tidak ada rencana Anies bergabung dengan PPI dan menyatakan tidak terlibat maka gerakan Robi itu sudah tidak ada gunanya lagi. Sebaiknya Robi mundur dari ambisinya dan menjadi pendukung setia Anies
Maka, ulama asal Banten yang dekat dengan Anies Baswedan Ajengan KH Nurdin Ahmad mengharapkan Pemrakarsa Panitia Pembentukan Partai Perubahan Indonesia (PPI) Robi Nurhadi untuk menahan diri tidak mendeklarasikan partai itu. Sebaiknya, menunggu dukungan Anies terlebih dahulu dari pada bersikap tidak perduli dengan perkembangan yang terjadi.
Dia menyatakan hal itu kepada KBA News, Ahad, 10 November 2024 menyikapi santer terdengar berita bahwa Nurhadi dan kawan-kawan akan mendeklarasikan PPI pada hari ini. “Saya dengar dari beberapa kawan, Robi akan dideklarasikan partainya hari ini. Tetapi saya tidak tahu jam berapa dan di mana tempat deklarasi. Masih bingung saja jadi atau tidaknya,” kata ulama yang biasa dipanggil Abah Ajengan itu.
Diakuinya, dia kenal cukup dekat dengan Robi. Mereka bersama berkiprah di MUI DKI Jakarta. Sering berdiskusi dan bertukar pikiran. Bahkan, beberapa waktu lalu, Robi sempat menghubunginya untuk mengajak bergabung di partai yang akan dia bentuk. “Saya menolak secara halus. Alasan saya sudah tua, kurangi mikirin dunia banyak berbuat akhirat. Saya bilang, mantau saja.”
Robi sendiri memang kenal dengan Anies, tetapi tidak begitu dekat. Dalam Pilpres lalu dia adalah Ketua relawan Anies di luar negeri. Doktor ilmu politik dari UKM Malaysia itu sehari-hari adalah staf pengajar di FISIP Unas. Sewaktu menjabat Gubernur, Anies mengangkat dia menjadi salah seorang Ketua MUI Jakarta, itu tidak berarti dia dekat Anies. Jejak digitalnya menunjukkan dia juga pernah berkiprah di NU, DDII, HMI, HNSI, Dekopin dan FKUB DKI Jakarta.
Sewaktu Anies menjabat sebagai menteri dia ditunjuk sebagai anggota Tim 9 Penjamin Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional. Dia pun pernah menjadi Tim Ahli Menpan RB. Secara intelektual dia memang seorang yang pintar, cerdas dan memiliki kemampuan untuk memimpin. Tetapi dia tidaklah dikenal luas sehingga untuk memimpin partai yang membawa misi dan visi perubahan, tentunya perlu dipertanyakan.
Di kalangan relawan Pilpres Anies 2024 banyak yang mengakui, memang sosok Robi Nurhadi cukup dikenal. Dia sering mengemukakan pendapat dalam rapat dibandingkan dengan relawan lain. Dia pun sering bicara dengan Anies. Tetapi, tidak bisa dibantah, sosoknya belum bisa menyamai mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Anggota tim Internasional
Ajengan Nurdin yang juga mantan Ketua PW Mathla’ul Anwar DKI Jakarta itu mengakui bahwa dia adalah orang yang mengenalkan Robi kepada Anies Baswedan. Melihat ilmunya yang tinggi dan masih muda, Anies mengangkat dia menjadi anggota tim internasional Relawan Pendukung AMIN pada Pilpres 2024. Sejak itu dia memang beberapa bertemu Anies dan relawan lain.
Staf pengajar di Universitas Mathla’ul Anwar Serang itu menyatakan, tidak ada di pikirannya Robi akan berani mendeklarasikan PPI. Dia menduga Robi sudah bertemu Anies membicarakan tentang deklarasi partai itu. Tetapi, dia tidak tahu apa yang dikatakan Anies kepada Robi. Melihat Robi jalan terus, diduga jawaban Anies mengambang dan multitafsir.
Dugaannya inilah yang membuat Robi maju terus. Bahkan dia sudah berjalan ke daerah-daerah untuk mengampanyekan tentang PPI. Ada beberapa daerah yang menyambut gagasannya walaupun banyak yang bersikap menunggu arahan langsung dari Anies selaku penggagas gerakan Perubahan yang mempunyai massa banyak.
Dengan pernyataan Juru bicara Anies, Sahrin Hamid bahwa tidak ada rencana Anies bergabung dengan PPI dan menyatakan tidak terlibat maka gerakan Robi itu sudah tidak ada gunanya lagi. Sebaiknya Robi mundur dari ambisinya dan menjadi pendukung setia Anies yang tidak macam-macam sampai Anies mengumumkan apakah akan mendirikan Ormas atau mendeklarasikan Partai.
“Tunggu saja dan dan tanamkan sikap dan sifat sabar. Robi masih mudah dan energik. Masih banyak kesempatan dia berkiprah dalam politik. Apalagi dia seorang intetektual yang terpandang. Tentu tenaganya akan dipakai dalam menghadapi dunia politik yang keras dan perlu analisa ini,” demikian KH Nurdin Ahmad. (DJP)
Discussion about this post