Daily News | Jakarta – Rakyat menunggu lahirnya partai pro-perubahan bentukan Anies yang tentunya menjanjikan harapan untuk hidup yang lebih baik.
Dalam dunia politik mendukung, berkoalisi, atau setia kepada salah satu calon adalah sebuah kewajaran atau lumrah terjadi. Tidak ada kawan yang abadi sebab, yang abadi adalah tujuan atau kepentingan. Baik individu atau kepentingan organisasi bahkan relawan. Masalahnya adalah kesabaran.
Ketua umum DPP Rumah Bagonjong Ben Bendri Ermanto menyatakan hal itu kepada KBA News, Sabtu, 28 September 2024 menanggapi beberapa ketum umum simpul relawan Anies yang sudah membelot ke paslon lain. Mereka mengabaikan imbauan Anies untuk bersabar menentukan pilihan karena waktu pilkada yang masih lama.
“Menyikapi ada beberapa Ketum Relawan yang membelot mendukung salah satu paslon Gubernur Jakarta adalah sebuah keniscayaan. Saya sebagai Ketua Umum Relawan Rumah Bagonjong, tidak terlalu ambil pusing dengan sikap mereka yang mendukung salah satu paslon Gubernur Jakarta, karena itu adalah bagian dari hak individu,” kata ahli perekonomian dan perbankan syariah itu.
Itu, tambahnya, menukjukkan mereka tidak konsisten dan konsekuen di jalur perubahan. Himbauan Anies agar para relawan menunggu komando dari beliau telah mereka abaikan. Ini sekaligus menegaskan mereka tidak sabar. Dalam perkembangan bahkan Relawan Anies itu terpecah dan terpencar untuk mendukung paslon tertentu.
Kenapa terburu-buru?
“Yang saya sayangkan, kenapa harus terburu-buru. Apakah yang membelot itu sudah tahu nilai-nilai yang diperjuangkan masing-masing calon? Apakah ada komitmen para paslon itu untuk membela dan mengawal perubahan seperti yang diperjuangkan para relawan ketika memutuskan bergabung ke Anies dulu?” kata perantau di Jakarta yang asal Padang Pariaman itu.
Lagipula, tambahnya, waktu masih panjang hingga hingga November untuk menentukan pilihan atau menunggu arahan dari Anies. “Minimal lihat dulu, jangan terburu, sabar, pantau, bandingkan baru menentukan arah dan pilihan. Itu pesan Anies kepada semua relawannya,” tambahnya.
Anies, katanya, memang tidak punya partai dan juga bukan ketua umum partai, itulah kekurangan beliau. Karena ada juga harapan dan janji-janji yang disuguhi untuk para relawan oleh paslon tertentu.
“Dalam masalah pilkada Jakarta Anies memang sudah tidak bisa berperan. Tetapi tidak berarti karier politiknya berakhir. Dukungan rakyat kepadanya begitu besar. Itu bisa menjadi modal yang sangat besar dalan menentukan langkah berikutnya. Rakyat menunggu lahirnya partai Anies yang tentunya akan memberikan harapan,” demikian Ben Bendri Ermanto. (EJP)
Discussion about this post