Daily News | Jakarta – Cendekiawan Muslim, Prof. Komaruddin Hidayat mengatakan, setiap tiba momen Iduladha, dirinya selalu merenungi pesan moral di balik drama penyembelihan Ismail.
“Ibrahim dan Hajar sudah lama menginginkan punya anak. Ketika doanya terkabul dengan kehadiran anak laki, maka bayi itu diberi nama Ismail,” katanya dikutip KBA News dari Instagram resminya, Sabtu, 7 Juni 2025.
“Tuhan mendengarkan rintihan doanya. Drama yg menjungkirbalikkan nalar sehat dan menyayat-nyayat hati muncul ketika Ibrahim menerima pesan Tuhan lewat mimpi untuk ‘menyembelih’ Ismail, anak laki tampan yang lagi bertumbuh menawan hati kedua orangtuanya,” tambahnya.
Respon Ibrahim, Hajar dan Ismail, kata mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu sungguh luar biasa. “Ya Tuhan, demi cintaku dan kepatuhanku padaMu, kami akan laksanakan perintahMu.”
Di sini lah, lanjut dia, rahasia pesan Tuhan terkuak. Yang minta disembelih itu rupanya berhala di hati yang menempatkan anak sebagai simbol dan obyek cinta kekuasaan dunia yang mengalahkan cinta dan kepatuhannya pada Tuhan.
“Melihat Ibrahim lulus ujian, Ismail pun diselamatkan, agar diganti untuk menyembelih hewan sebagai fidyah lalu dagingnya dibagikan pada tetanggamu yang fakir miskin,” katanya.
“Ibrahim pun dianugerahi pengganti lebih besar lagi berupa keturunan yang hebat-hebat dan saleh, termasuk Musa, Isa (Yoshua) dan Muhammad sebagai pemimpin dunia meneruskan dakwah Ibrahim,” lanjutnya.
Menurutnya, kisah ini tersirat sebuah pesan bagi para penguasa. Mereka yang menempatkan anak dan keluarga di atas cinta dan kepentingan rakyat, pasti akan hancur reputasinya, sementara negara dan rakyat jadi kurban akan kerakusannya.
Ia menyebut, mental pemimpin yang utama adalah sikap untuk mendahulukan kepentingan rakyat, bukan anak dan keluarga. Sejarah mencatat, banyak negara hancur gara-gara kepentingan rakyat dikalahkan oleh kepentingan anak penguasa.
“Pelaksanaan ibadah haji juga menunjukkan betapa besar cinta dan penghormatan nabi Muhammad dan ummat Islam kepada sosok Ibrahim,” ujarnya. (EJP)