Daily News | Jakarta – Rakyat sedang membutuhkan harapan. Dan Purbaya muncul dengan gaya yang memberi harapan. Karena itu, beri dia waktu untuk membuktikannya,” ujar pengamat ekonomi dan pegiat demokrasi, **Muhammad Said Didu**, menilai kiprah **Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa** yang baru sebulan menjabat.
Menurut mantan Sekretaris Menteri BUMN itu, gaya kepemimpinan Purbaya berbeda dari pendahulunya. “Saya melihat dia ingin menggunakan instrumen fiskal bukan sekadar untuk mengelola APBN, tapi untuk menyentuh langsung kesejahteraan rakyat kecil. Dia bukan hanya memutar angka, tapi ingin menggerakkan ekonomi bawah,” ujarnya kepada *KBA News* (14/10/2025).
Said menilai Purbaya berani mengambil risiko, seperti keputusan mengalihkan dana parkir Rp 200 triliun dari Bank Indonesia ke bank-bank Himbara agar lebih produktif. “Kalau dana itu diam di BI, hasilnya nol. Kalau dipindahkan ke bank, risikonya ada, tapi peluangnya juga terbuka. Itulah pemimpin sejati: berani mengambil risiko di tengah kesulitan,” ujarnya.
Bagi Said, langkah itu menunjukkan keberanian sekaligus tanggung jawab. “Kalau dia mau, Purbaya bisa umumkan setiap hari perkembangan hasil kebijakan itu. Ini bentuk mekanisme kontrol yang baik agar rakyat tahu arah kebijakannya,” kata peraih doktor ekonomi dari IPB ini.
Ia menilai Purbaya menunjukkan karakter yang langka di kabinet. “Daripada menteri lain yang diam dan tidak jelas arah kebijakannya, lebih baik punya pemimpin yang berani bergerak, berani bicara, dan siap dikoreksi. Gaya seperti ini harus diperbanyak, bukan dimatikan,” tegas Said.
Said juga menilai gaya Purbaya kontras dengan **Sri Mulyani**, yang selama dua dekade mendominasi kebijakan fiskal dengan narasi aman dan konservatif. “Sri Mulyani selalu bicara APBN aman, utang terkendali, pajak naik, subsidi dipotong — tapi semua itu terdengar seperti ancaman, bukan harapan,” ujarnya.
Sebaliknya, Purbaya tampil dengan pendekatan baru: fiskal sebagai instrumen kesejahteraan. “Dia tidak ragu menyentil kementerian lain karena ingin uang negara digunakan untuk rakyat. Itu bukan sekadar gaya bicara, tapi cermin pemikiran fiskal baru,” jelas Said.
Menurutnya, keberanian Purbaya untuk terbuka dan responsif perlu didukung. “Dia tipe orang yang mau melangkah dan mengoreksi jika salah. Lebih baik begitu daripada diam menunggu. Negara butuh pemimpin yang mau menanggung risiko,” ujarnya.
Said menutup dengan pesan agar publik memberi ruang bagi Menkeu baru itu. “Harapan rakyat sudah lama hilang. Jika Purbaya datang membawa harapan, kita sepatutnya memberi dia waktu untuk mewujudkannya,” tandasnya. (DJP)