Daily News | Jakarta – Melihat kinerja dan penampilan pada saat deklarasi, sangat diragukan Partai Perubahan besutan Robi Nurhadi akan mampu eksis apalagi mendukung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden pada tahun 2029. Apa yang dilakukannya bersama kawan-kawan tidak ubahnya seperti dagelan. Sangat tepat jika Anies menolak bergabung dengan partai itu.
Pengamat politik yang juga pegiat demokrasi senior Salim Hutajulu menyatakan hal itu kepada KBA News, Senin, 11 November 2024 menyikapi deklarasi Partai Perubahan, kemarin, yang dilakukan di GOR atau Sport-hall Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Deklarasi yang jauh dari kesan sederhana itu hanya diikuti sekitar 150 orang peserta. Tidak ada citra yang bisa dibangun dan ditampilkan dari peristiwa itu.
“Saya tidak bermaksud melecehkan. Kalau mulai dengan deklarasi seperti itu. Ya realistis saja, tidak ada yang bisa diraih. Tidak ada bedanya deklarasi partai gurem yang tidak akan membawa dampak eletoral dan keterpilihan baik bagi partai itu maupun bagi calon presiden yang diusung. Sekali lagi saya tidak melecehkan tetapi saya menilai secara realistis.”
Sebagaimana diketahui, relawan Anies Baswedan dihebohkan oleh sepak terjang Ketua Umum simpul relawan Sobat Anies Internasional Robi Nirhadi. Dia berinisiatif membentuk partai untuk mendukung Anies setelah kalah di Pilpres 2024 dan gagal diusung partai dalam Pilkada Jakarta. Ambisi Nurhadi, partai yang didirikannya itu akan menjadi kendaraan Anies untuk maju di Pilpres 2029.
Dia sendiri mengakui sudah bertemu Anies pada 1 September untuk menyampaikan gagasannya itu. Anies, waktu itu mendengarkan dan minta waktu untuk memberikan pendapat dan tanggapan. Setelah merasa menunggu lama, Nurhadi berjalan sendiri. Dia menghubungi beberapa relawan Anies baik di Jakarta maupun daerah. Pada mulanya, ada yang mendukung tetapi ketika tahu Anies belum bersikap banyak yang mundur.
Sikap Anies kemudian disampaikan oleh Jubirnya Sahrin Hamid yang menolak bergabung di partai itu. Sikap itu kemudian ditegaskan sendiri oleh Anies di Surabaya pada saat bersamaan dengan deklarasi Pasar Minggu. Dia menyatakan tidak bersedia bergabung dan minta kepada pendukungnya untuk menunggu arahan selanjutnya apakah akan mendirikan Ormas atau mendeklarasikan partai.
Jelas tidak layak
Menurut Salim, deklarasi seperti itu jelas tidak layak untuk sebuah partai yang menyatakan diri mendukung Anies Baswedan yang dikenal sebagai tokoh besar dan bintang yang bersinar di jagad politik nasional. Anies itu sosok yang diperhitungkan kawan dan ditakuti lawan. Berbagai upaya untuk menegasikannya tetapi dia eksis dan tidak jatuh.
Layaknya sebuah partai yang mendukung tokoh besar, katanya, deklarasi itu setidaknya menghadirkan pengunjung puluhan ribu orang dan dilaksanakan dalam upacara yang meriah dan menjanjikan para pendukungnya. Deklarasi Pasar Minggu itu tidak mempunyai daya dan kehendak menelorkan partai besar dan mendukung orang besar.
Partai tidak hanya berhenti sampai dideklarasi. Dia tentunya bermaksud meraih kursi di Parlemen dan mengusung calon terbaik di Pilpres. “Melihat apa yang terjadi di GOR Pasar Minggu itu, saya ragu Nurhadi sedang membangun kekuatan politik yang tangguh dan bisa bersaing di Pemilu, baik legislatif maupun pemerintahan,” kata tokoh yang ditangkap Rejim Orde Baru karena dituduh terlibat Peristiwa Kerusuhan Malari tahun 1974 itu.
Sebagai akademisi ilmu politik, Nurhadi tentunya tahu bahwa sebuah partai untuk maju dalam pemilu harus memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan UU. Dengan kinerja di Pasar Minggu itu rasanya sulit bagi Partai Perubahan ikut pemilu apalagi merebut kursi di DPR. Kesimpulannya, para deklarasi Partai Perubahan kurang mempersiapkan diri secara matang.
“Kita sarankan dia dan kawan-kawannya berhenti dari upaya menegakkan benang basah. Mereka hanya berdasarkan semangat tetapi tidak didukung oleh kemampuan. Saran saya, hentikan partai itu dan kembali menjadi pendukung Anies. Tunggu perintah selanjutnya dari Anies tentang langkah-langkah apa di 2029. Jangan melangkah sendiri kalau langkah anda hanya seperti langkah cacing,” demikian Salim Hutajulu. (EJP)
Discussion about this post