Daily News | Jakarta – Suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga almarhum Affan Kurniawan. Deretan papan karangan bunga dari berbagai tokoh dan masyarakat berjejer sepanjang Jalan Tayu, Menteng, Jakarta Pusat.
Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang meninggal dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi demo berlangsung. Insiden itu terjadi di kawasan Rumah Susun Bendungan Hilir II, Jakarta Pusat, pada Kamis malam, 28 Agustus 2025.
Unjuk rasa tersebut digelar untuk menyuarakan kekecewaan masyarakat terhadap anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah satu fokus utama tuntutan unjuk rasa terkait kenaikan tunjangan anggota DPR. Affan bukan bagian dari demonstran, ia sedang bertugas mengantar makanan.
Di tengah unjuk rasa yang semakin memanas, polisi menurunkan rantis untuk membubarkan massa pengunjuk rasa yang berkerumun. Nahas, Affan ditabrak dan dilindas mobil rantis yang melaju kencang.
Dalam video yang beredar, ia sempat menunduk sebelum akhirnya ditabrak. Tetangga Affan, Lusi mengungkapkan bahwa saat kejadian Affan sedang mengambil telepon selulernya yang terjatuh.
“Itu lagi ngambil hp, hp nya jatoh. Semua saksi mata yang ngeliat cerita ke keluarganya, katanya si sudah di peringatin ada orang, dia juga sempat ngelambaiin tangan sebentar,” ujar Lusi kepada KBA News, pada Rabu, 3 September 2025.
Lusi tidak menyangka, Affan yang dikenalnya sejak kecil menjadi korban kericuhan demo. Seolah menjadi firasat, tempat untuk menyemayamkan Affan diakui Lusi sudah dibersihkan sejak seminggu sebelum kejadian. “Posko yang di depan tempat jenazah disemayamkan itu baru dirapihin sama Pak RT bareng warga yang lain,” jelasnya.
Affan adalah anak kedua dari tiga bersaudara; kakaknya, Adam, bekerja sebagai office boy di Bendungan Hilir, sedangkan adiknya, Wulan, masih duduk di bangku SMP. Setalah putus dari sekolah menengah pertama, Affan memilih bekerja sebagai satpam kompleks sebelum akhirnya menjadi pengemudi ojol.
Sosok Affan dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan tidak neko-neko. Ia juga dikenal pekerja keras, waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah. Sesekali ia pulang ke rumah untuk makan dan beristirahat setelah itu lanjut mencari uang. Sebelum kejadian pun Affan sempat pulang ke rumah.
“Sama orang tuanya juga jarang ngobrol, seperlunya aja. Biasanya nggak pernah minta makan, waktu sebelum kejadian itu pulang ‘mak makan’,” ungkapnya.
Kepergian pria berusia 21 tahun itu meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan tetangga. Meski pendiam, Affan memiliki cita-cita yang mulia untuk kedua orang tua serta keluarganya. “Ada niat buat umorohin sama nyicil beli rumah,” papar Lusi.
KBA News sempat bertemu dengan orang tua Affan. Ibunda Affan, Herlina terlihat masih menyimpan kepedihan. Matanya sembab hanya ada senyum tipis dari sudut bibirnya, begitu juga dengan kakaknya. Sementara sang Ayah, Zulkifli nampak lebih tegar meski wajah sedihnya tak bisa ditutupi.
Pelayat silih berganti
Lima hari berlalu sejak meninggalnya Affan Kurniawan. Namun, pelayat masih datang silih berganti. Ungkapan duka cita datang dari berbagai pihak mulai dari komunitas, gubernur dan jajaran Pemprov Jakarta, ketua serta anggota DPR RI, hingga Presiden RI Prabowo Subianto.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Said Aqil Siroj mengunjungi rumah duka Affan Kurniawan untuk menyampaikan belasungkawa. (Foto: KBA News)
Banyaknya masyarakat yang ingin melayat membuat keluarga kewalahan. Saat ini, seluruh tamu dan acara tahlil dikoordinasi oleh RT dan RW setempat dibantu oleh warga sekitar. Mereka gotong royong membantu keluarga Affan untuk mengkoordinasi tamu yang hadir agar dapat bergantian bertemu dengan pihak keluarga.
Acara tahlil pun digelar selama 7 hari berturut-turut di Masjid Al-Falah. Makanan dan bingkisan yang akan dibagikan ke peserta tahlil ditanggung oleh perusahaan GoTo.
Affan Kurniawan adalah salah satu contoh bagaimana anak muda di Indonesia harus berjuang di tengah ekonomi yang sedang sulit. Kondisi Affan kontras dengan keadaan para elite saat ini. Kepergiannya meninggalkan ruang kosong di hati keluarga, tetangga, dan seluruh masyarakat yang saat ini sedang memperjuangkan haknya. (EJP)