Daily News | Jakarta – Akademisi, Dr. Edi Sugianto mengatakan, santri itu wajib ‘melek’ politik kebangsaan. Hal itu karena santri adalah pewaris moral bangsa.
“Kalau tidak paham politik, nilai-nilai baik yang diajarkan di pesantren bisa tergerus atau dimanfaatkan oleh kepentingan sesaat,” katanya kepada KBA News, Kamis, 23 Oktober 2025.
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyampaikan, melek politik bukan berarti harus jadi politikus. Tapi harus mampu memahami arah kebijakan negara, kritis terhadap ketidakadilan, dan memastikan suara umat dan keadilan terwakili.
“Intinya, santri harus ikut menjaga ‘kapal’ Indonesia agar tidak salah arah,” jelas lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu.
Ia menambahkan, santri juga wajib jadi pemimpin bangsa. Sebab santri sejati pasti punya modal istimewa, seperti akhlak kuat dan integritas tinggi hasil tempaan pesantren.
Menurutnya, negara ini butuh pemimpin yang jujur, adil, dan berorientasi pada kepentingan umat, bukan pribadi. Gabungkan nilai moral itu dengan ilmu modern, maka santri adalah solusi terbaik untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bermartabat.
“Ini saatnya santri memimpin, bukan hanya mengabdi di belakang layar,” katanya.
“Panca jiwa santri, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan, dan kebebasan, mestinya juga menjiwai derap langkah bangsa ini ke depan,” tambahnya.
Jangan lupa, lanjut dia, santri di era Society 5.0 mesti berperan aktif mengawal peradaban bangsa, dan pesantren secara khusus dari berbagai upaya pembusukan citranya, oleh pihak-pihak yang tidak menyukai nilai-nilai kebangsaan dan kepesantrenan.
“Jadi, nilai-nilai kebangsaan dan kepesantrenan adalah kepak sayap menuju Indonesia emas,” ujarnya. (EJP)



























